Bisnis

Rincian Kisi-Kisi Dividen Bank Mandiri Usai Laba Rp55,78 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akan segera memberikan kisi-kisi terkait besaran pembagian dividen bagi pemegang saham untuk tahun buku 2024. Pemberian dividen ini menyusul pencapaian laba bersih yang cukup mengesankan, yaitu sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun lalu. Informasi ini diungkapkan oleh Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo, dalam paparan kinerja keuangan secara virtual pada Rabu (5/2/2025).

Sigit menjelaskan bahwa Bank Mandiri telah menetapkan dividend payout ratio stabil di angka 60% dari laba bersih selama lima tahun terakhir. Kebijakan ini dilaksanakan sesuai dengan arahan dari Kementerian BUMN, yang merupakan pemegang saham utama bank tersebut. “Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi permodalan yang sehat serta mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan,” kata Sigit.

Dalam pembagian dividen tahun buku 2023, Bank Mandiri telah membagikan dividen tunai senilai Rp33,03 triliun, yang juga merupakan 60% dari total laba bersih. Pembayaran dividen untuk tahun 2022 berada di angka yang sama, yaitu Rp24,7 triliun sebagai bagian dari laba bersih yang mencapai Rp41,2 triliun. Dengan tetap mempertahankan rasio pembayaran tersebut, Bank Mandiri berusaha untuk dapat terus meningkatkan nilai kepada pemangku kepentingan, termasuk di antaranya para pemegang saham.

Sigit menegaskan bahwa keputusan mengenai dividend payout ratio adalah prerogatif pemegang saham utama yang diwakili oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN. Pengumuman ini menjadi berita baik bagi investor, mengingat stabilitas dividen yang konsisten menunjukkan kepercayaan Bank Mandiri dalam menjaga kinerja keuangannya.

Lebih jauh, Bank Mandiri mencatatkan pencapaian pertumbuhan yang positif. Penyaluran kredit secara konsolidasi mencapai Rp1.670,55 triliun, naik 19,5% dari Rp1.359,83 triliun pada tahun sebelumnya. Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,73% YoY menjadi Rp1.699 triliun. Aset bank pelat merah ini meningkat sebesar 11,64% YoY, dari Rp2.174,22 triliun pada 2023 menjadi Rp2.427,22 triliun pada 2024.

Namun, meskipun performa keuangan menunjukkan hasil yang membanggakan, harga saham Bank Mandiri mengalami tren penurunan. Pada Selasa (4/2/2025), harga saham BMRI turun 2,16% atau 125 poin, menutup perdagangan pada level Rp5.675. Dalam waktu sepekan, saham ini mengalami penurunan sebesar 6,97%, stagnan dalam sebulan, dan turun 15,93% dalam tiga bulan terakhir. Kapitalisasi pasar Bank Mandiri kini mencapai Rp524,4 triliun.

Terkait prospek saham BMRI ke depan, konsensus analis yang dihimpun oleh Bloomberg menunjukkan optimisme yang tinggi. Dari 36 analis yang terlibat, 33 di antaranya merekomendasikan untuk membeli saham ini, sementara dua lainnya merekomendasikan untuk bertahan, dan hanya satu yang merekomendasikan untuk menjual. Target harga rata-rata saham Bank Mandiri dipatok pada level Rp7.684,59 dalam 12 bulan mendatang, memberikan harapan positif bagi para investor yang berinvestasi di bank nasional ini.

Dengan segala pencapaian yang diraih dan rencana pembagian dividen yang direncanakan, investor dan pemangku kepentingan lainnya tentu menantikan bagaimana Bank Mandiri akan terus berinovasi serta mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia. Berbagai faktor pendukung yang ada, termasuk penguatan permodalan dan pertumbuhan kredit yang konsisten, menjadi indikator positif bagi kelangsungan performa keuangan Bank Mandiri di tahun-tahun mendatang.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button