Riset: Belanja Konten Digital RI Mencapai Rp43,3 Triliun!

Laporan terbaru dari We Are Social memperlihatkan bahwa belanja konten digital di Indonesia mencapai Rp43,3 triliun atau sekitar US$2,64 miliar sepanjang tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 10,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh popularitas gim dan platform siaran over the top (OTT) yang semakin merajai pasar.

Dari hasil riset yang melibatkan 4,8 miliar responden di seluruh dunia, terungkap bahwa sekitar 67% warganet Indonesia rutin berlangganan konten digital setiap bulan. Persentase ini lebih tinggi daripada beberapa negara maju, termasuk Spanyol (65,9%), Singapura (63,9%), Kanada (63%), dan Inggris (61,6%). Meski Indonesia berada di peringkat menengah, tingkat loyalitas warganet terhadap langganan konten digital menunjukkan adanya potensi besar dalam industri ini.

Berikut adalah rincian porsi belanja konten digital di Indonesia:

  1. Gim: US$1,23 miliar
  2. Video-on-Demand (VOD): US$760 juta
  3. Pemutar musik: US$360 juta
  4. Penerbitan elektronik: US$290 juta

Di antara keempat kategori ini, gim mendominasi belanja konten digital, diikuti oleh platform VOD dan pemutar musik. Khusus untuk VOD dan pemutar musik, pertumbuhannya juga terbilang menjanjikan, dengan masing-masing tumbuh 13,4% dan 12,5% secara tahunan.

Dominasi gim dan platform OTT dalam pengeluaran konsumen Indonesia tampak jelas dalam daftar aplikasi yang paling banyak menarik minat warganet. TikTok, yang dikembangkan oleh Bytedance, menjadi aplikasi teratas dalam kategori ini, sedangkan Vidio dari Surya Citra Media dan Google One melengkapi posisi dua dan tiga. Daftar aplikasi teratas untuk langganan di Indonesia mencakup:

  1. TikTok
  2. Vidio
  3. Google One
  4. Dramabox
  5. Facebook
  6. GetContact
  7. ShortTV
  8. WeTV
  9. Capcut
  10. Disney+ Hotstar

Tidak hanya aplikasi video, gim juga berkontribusi besar terhadap belanja konten digital di Indonesia. Mobile Legends, yang diproduksi oleh Bytedance, masih menduduki puncak daftar gim dengan pendapatan paling tinggi, diikuti oleh E-Football 2024 dari Konami dan Free Fire dari SEA. Beberapa gim lain yang juga populer di antara pengguna termasuk Roblox, Last War: Survival Game, Higgs Domino Island, Whiteout Survival, Candy Crush Saga, EA Sports FC Mobile 24, dan Clash of Clans.

Dari segi pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU), sektor gim menunjukkan performa yang paling menarik, dengan ARPU mencapai US$25,88 per pelanggan per tahun. Di luar itu, platform VOD memiliki ARPU sebesar US$9,03, diikuti pemutar musik dengan US$8,6, dan penerbitan digital dengan US$6,46 per pelanggan per tahun.

Dengan angka-angka yang menjanjikan ini, industri konten digital Indonesia menunjukkan daya tarik yang kuat, baik bagi konsumen maupun pelaku bisnis. Pertumbuhan yang progresif dalam belanja konten digital semakin mengisyaratkan bahwa masyarakat Indonesia semakin mengandalkan platform digital untuk hiburan, pendidikan, dan berbagai kebutuhan lainnya. Tren ini, jika dikelola dengan baik, dapat membuka lebih banyak peluang bagi para pelaku industri dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia ke depannya.

Berita Terkait

Back to top button