Robot AI Siap Gantikan Perawat Lansia di Jepang, Inovasi Podme!

Di tengah tantangan dadakan yang dihadapi oleh sektor perawatan lansia di Jepang, inovasi teknologi muncul sebagai salah satu solusi yang menjanjikan. Sebuah robot berteknologi tinggi, AIREC, telah dibuat untuk membantu merawat populasi lansia yang terus berkembang dan kekurangan tenaga kerja perawatan. Robot humanoid ini memiliki berat 150 kg dan dirancang untuk melakukan tugas-tugas perawatan, seperti mengganti popok serta mencegah luka baring. Hal ini diharapkan dapat meringankan beban kerja yang kini semakin sulit diatasi oleh sektor keperawatan.

Shigeki Sugano, profesor dari Universitas Waseda yang memimpin penelitian AIREC, menyatakan bahwa dengan struktur demografis Jepang yang terus menua dan angka kelahiran yang menurun, dukungan robotik dalam perawatan medis dan keseharian menjadi suatu kebutuhan. Saat ini, Jepang menghadapi krisis demografi dengan populasi yang menua dan rasio kelahiran yang merosot. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Jepang, jumlah bayi yang lahir pada tahun 2024 menurun hingga 5% menjadi hanya 720.988 kelahiran.

Masalah kekurangan perawat ini juga terlihat jelas dari data pekerja di sektor keperawatan. Di bulan Desember, tercatat hanya ada satu pelamar untuk setiap 4,25 pekerjaan yang tersedia, jauh lebih buruk dari rasio pekerjaan-pelamar secara keseluruhan yang berada di angka 1,22. Meskipun pemerintah berupaya untuk menarik pekerja asing, hanya sekitar 57.000 pekerja perawatan asing yang aktif, di mana proporsi ini kurang dari 3% dari total tenaga kerja di sektornya.

Krisis di sektor perawatan ini membuat pengelola fasilitas perawatan lansia berharap akan perkembangan teknologi untuk membantu mengatasi tantangan tersebut. Takashi Miyamoto, seorang direktur di operator fasilitas perawatan lansia Zenkoukai, mengungkapkan kekhawatirannya dengan masa depan jika keadaan seperti ini berlanjut. Ia menekankan bahwa teknologi adalah peluang terbaik untuk mencegah masalah yang lebih serius di masa depan.

Saat ini, Zenkoukai telah mulai mengadopsi teknologi baru dalam perawatan lansia, meski jumlah robot yang digunakan masih terbatas. Di salah satu fasilitas di Tokyo, sebuah robot berukuran kecil membantu pengasuh dengan bernyanyi dan memandu penghuni dalam latihan fisik ringan. Sebagai alternatif, sensor tidur yang dipasang di kasur dapat memantau kondisi tidur penghuni, sehingga mengurangi beban tenaga kerja manusia di malam hari.

Sugano menjelaskan bahwa robot humanoid seperti AIREC harus mampu berinteraksi secara fisik dengan manusia secara aman, yang memerlukan kecerdasan dan presisi tinggi. Meskipun banyak robot sedang dikembangkan secara global, kebanyakan dari mereka masih terbatas pada tugas-tugas yang tidak berhubungan langsung dengan manusia. Robot AIREC mampu menjalankan berbagai tugas di rumah, seperti membantu orang untuk duduk, mengenakan kaus kaki, dan bahkan memasak.

Namun, Sugano memprediksi bahwa robot ini tidak akan siap digunakan secara luas di fasilitas perawatan dan medis hingga sekitar tahun 2030, dengan estimasi harga awal mencapai 10 juta yen (sekitar $67.000). Meskipun demikian, optimisme tetap ada. Takaki Ito, seorang pekerja perawatan di Zenkoukai, percaya bahwa di masa depan, robot yang dilengkapi dengan AI akan mampu memahami kondisi hidup dan karakter setiap penerima perawatan, menciptakan sinergi antara robot dan manusia dalam proses perawatan.

Dengan situasi demografi yang semakin mendesak, inovasi seperti AIREC menunjukkan potensi untuk mengubah cara kita memandang dan memberikan perawatan kepada lansia di Jepang. Keberadaan robot perawat diharapkan dapat menjadi jawaban atas tantangan yang dihadapi sektor ini, menjanjikan perawatan yang lebih baik dan lebih efisien untuk generasi lansia yang terus bertambah.

Exit mobile version