
PT Medela Potentia Tbk (MDLA) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 15 April 2025. Melalui penawaran umum perdana sahammu (IPO), Medela berhasil meraup dana sebesar Rp685 miliar, yang menunjukkan tingginya antusiasme pasar terhadap perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan ini.
Kegiatan IPO ini mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribe) yang mencapai lebih dari enam kali pada porsi penjatahan terpusat. Hal ini menjadi indikasi bahwa investor, baik domestik maupun global, sangat percaya pada prospek bisnis Medela. Lebih dari 65.000 partisipan turut ambil bagian dalam aksi korporasi ini, termasuk International Finance Corporation (IFC), yang memberikan sinyal positif mengenai fundamental perusahaan.
Direktur Utama PT Medela Potentia Tbk, Krestijanto Pandji, menegaskan bahwa keberhasilan IPO ini bukan hanya sekadar pencapaian finansial, melainkan juga merupakan cerminan kepercayaan masyarakat dan investor terhadap visi perusahaan dalam menciptakan layanan kesehatan yang lebih terjangkau dan berkualitas. “Kami bersyukur atas kepercayaan ini dan siap memanfaatkannya untuk menciptakan dampak yang lebih luas bagi peningkatan kesehatan masyarakat,” ungkapnya dalam keterangan resmi.
Terkait pemanfaatan dana hasil IPO, sekitar 85,4 persen dari total dana akan dialokasikan kepada PT Anugrah Argon Medica (AAM). Dari jumlah tersebut, 67,2 persen akan diberikan dalam bentuk pinjaman dan 32,8 persen sebagai setoran modal. Selain itu, 10,7 persen dana akan disalurkan kepada PT Deca Metric Medica (DMM) untuk setoran modal. Sisa dana akan digunakan untuk memperluas kemitraan dengan GoApotik, yang juga mendukung inisiatif digital dalam sektor kesehatan.
Medela memfokuskan langkah strategisnya untuk memperkuat infrastruktur domestik dengan merencanakan pembukaan cabang dan gudang baru di lokasi-lokasi strategis. Ini juga termasuk rencana untuk memperluas operasi regional di kawasan ASEAN sebagai visi jangka panjang perusahaan. Dengan meningkatkan dukungan kepada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan, yang saat ini sudah mencapai 98 persen dari total penduduk, Medela juga menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan akses layanan kesehatan di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan operational efficiency, Medela berencana untuk melakukan modernisasi sistem distribusi. Ini di antaranya mencakup investasi dalam teknologi logistik berbasis kecerdasan buatan (AI) dan pengembangan sistem otomatisasi gudang seperti Automated Storage and Retrieval System (ASRS). Peningkatan ini bertujuan untuk menciptakan sistem distribusi yang lebih efisien, responsif, dan adaptif terhadap dinamika pasar.
Krestijanto menambahkan bahwa optimisme Medela didasari oleh tren pertumbuhan positif di industri kesehatan Indonesia dan regional, meskipun di tengah ketidakpastian global. “Belanja kesehatan per kapita di Indonesia yang masih rendah memberikan potensi besar untuk pertumbuhan, seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan,” ujarnya.
Dengan IPO yang sukses dan implementasi strategi bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan, PT Medela Potentia Tbk berkomitmen untuk berperan sebagai katalisator transformasi industri kesehatan di Indonesia dan Asia Tenggara. Dengan terus mengembangkan produk serta teknologi modern, Medela berambisi untuk menjadi mitra strategis dalam penyediaan layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.