
Ramadan merupakan bulan yang dipenuhi berbagai penghormatan dan timbunan pahala bagi umat Islam. Dalam konteks ibadah puasa, dua momen penting yang menjadi sorotan adalah saat sahur dan ngabuburit. Kedua aktivitas ini bukan hanya sekadar tradisi, melainkan memiliki dimensi spiritual yang dalam dan bermanfaat bagi umat yang menjalankannya.
Sahur, yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, bukan hanya berfungsi sebagai persiapan fisik menjelang puasa, tetapi juga memiliki keberkahan tersendiri. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa salah satu ciri khas puasa umat Islam dibandingkan dengan umat sebelumnya adalah sahur. "Perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur" (HR Muslim). Pernyataan ini menunjukkan bahwa sahur bukan sekadar kebiasaan, melainkan sebuah sunah yang memberikan keistimewaan dalam pelaksanaan ibadah puasa.
Berikut adalah beberapa keutamaan sahur yang perlu diketahui:
Keberkahan: Dalam hadis lain, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berkata, "Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan" (HR Bukhari dan Muslim). Berkah ini berfungsi untuk menguatkan spiritual dan fisik umat Islam saat menunaikan ibadah puasa.
Waktu Mustajab untuk Berdoa: Sahur bertepatan dengan sepertiga malam terakhir, saat yang diakui sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah, sebagaimana tercantum dalam QS Adz-Dzariyat: 18.
- Menumbuhkan Kebersamaan: Praktik sahur tidak hanya dianggap sebagai kegiatan individu, tetapi sering dilakukan bersama keluarga dan teman. Hal ini menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi.
Selanjutnya, ngabuburit, istilah yang kini menjadi populer di Indonesia, merujuk pada kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Meskipun tidak ada istilah khusus dalam Al-Qur’an mengenai ngabuburit, prinsip memanfaatkan waktu dengan aktivitas positif sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Ngabuburit sering diisi dengan berbagai kegiatan, seperti berburu takjil, berkumpul dengan keluarga, hingga menghadiri kajian keagamaan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan saat ngabuburit antara lain:
Berbagi Takjil: Tradisi membagikan makanan untuk berbuka puasa bukan hanya bernilai sosial, tetapi juga memiliki makna ibadah. Hadis menegaskan, "Barang siapa memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut" (HR Tirmidzi).
Aktivitas Sosial: Ngabuburit sering kali dimanfaatkan untuk kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kepedulian terhadap sesama, seperti mengunjungi orang-orang kurang mampu atau ikut serta dalam penggalangan dana.
Kajian Keagamaan: Mengisi waktu ngabuburit dengan ilmu agama adalah pilihan yang baik, karena dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperkuat iman sebelum berbuka.
- Berdoa: Menunggu waktu berbuka adalah momen yang baik untuk merenung dan berdoa. Rasulullah SAW menegaskan bahwa bagi orang yang berpuasa, ada dua kebahagiaan; saat berbuka dan saat bertemu dengan Tuhan (HR Bukhari dan Muslim).
Ketika melihat dua aktivitas ini dari kacamata spiritual, terdapat pemahaman yang mendalam bahwa sahur dan ngabuburit merupakan peluang untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbanyak amal ibadah selama bulan suci ini. Dengan menjaga keseimbangan antara kegiatan sosial dan ibadah, diharapkan umat Islam dapat memaksimalkan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Semangat berbagi dan beribadah saat sahur dan ngabuburit tidak hanya membuat bulan Ramadan lebih bermakna, tetapi juga menciptakan kebersamaan yang erat dalam komunitas Muslim. Dalam fase Ramadan ini, mari kita terus berupaya menjaga nilai-nilai ibadah dan melaksanakan kegiatan-kegiatan positif dalam kehidupan sehari-hari kita.