Dunia

Salwan Momika, Pembakar Alquran, Ditembak Mati di Swedia!

Salwan Momika, pria yang dikenal sebagai pembakar Alquran, ditemukan tewas ditembak di apartemennya di Sodertalje, Swedia, pada Rabu malam, 29 Januari 2025. Momika, berusia 38 tahun, sebelumnya menjadi sorotan media internasional setelah serangkaian aksi kontroversialnya yang melibatkan pembakaran Alquran di tempat-tempat publik, yang dianggap banyak kalangan sebagai tindakan provokatif terhadap umat Muslim.

Menurut laporan media pemerintah Swedia, SVT, badan kepolisian mengonfirmasi bahwa Momika ditemukan tergeletak tak bernyawa di dalam huniannya. Juru Bicara Kepolisian Stockholm menyatakan bahwa pria tersebut awalnya ditemukan terluka akibat tembakan dan segera dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya tidak dapat diselamatkan. Proses penyelidikan telah dimulai untuk mengungkap siapa pelaku di balik insiden penembakan tersebut. Informasi lebih lanjut menunjukkan bahwa polisi Denmark juga terlibat dalam penyelidikan ini, dan ada kemungkinan kejadian tersebut disiarkan langsung di media sosial.

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, menyebutkan bahwa insiden pembunuhan Momika merupakan kejadian yang ‘spektakuler’ dan mengindikasikan adanya potensi keterkaitan dengan kekuatan asing. “Jelas ada risiko bahwa ada hubungan dengan kekuatan asing,” ungkap Kristersson saat mengadakan konferensi pers mengenai kasus tersebut.

Momika, yang merupakan warga negara Irak, telah menjadi pusat perhatian sejak mendapatkan izin tinggal di Swedia pada tahun 2021. Sejak saat itu, dia dikenal luas karena aksi-aksi pembakarannya, yang seringkali dilakukan di depan umum dan dengan dalih kebebasan berekspresi. Tindakannya tersebut memicu kemarahan dan reaksi keras dari komunitas Muslim di seluruh dunia, terutama di negara-negara Islam, yang kemudian berujung pada serangan terhadap misi diplomatik.

Selain itu, pada tahun 2023, Momika bersama rekannya, Salwan Najem, didakwa atas empat kasus tindakan agitasi terhadap kelompok etnis atau nasional. Meskipun Momika telah diberi izin tinggal, Badan Migrasi Swedia akhirnya mencabut izin tersebut karena ditemukan adanya informasi palsu dalam permohonan awalnya. Setelah mencabut izin tinggalnya, Momika melarikan diri ke Norwegia, di mana ia ditangkap untuk dideportasi kembali ke Swedia pada bulan Maret 2024.

Pembakaran Alquran yang dilakukan oleh Momika dan beberapa individu lainnya di Swedia dan Denmark membawa dampak signifikan, mendorong pemerintah Denmark untuk meloloskan undang-undang yang melarang pembakaran Alquran di tempat umum pada bulan Desember. Tindakan kontroversial ini membawa ketegangan di masyarakat dan memicu gelombang protes besar di negara-negara Muslim, yang menuntut tindakan hukum terhadap mereka yang melakukan pembakaran kitab suci.

Kasus Salwan Momika tidak hanya mencerminkan masalah kebebasan berekspresi, tetapi juga ketegangan antaretnis yang semakin memanas di Eropa. Insiden penembakan ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh negara-negara Eropa dalam menangani isu-isu yang terkait dengan imigrasi, kebebasan berbicara, dan sensitivitas agama. Sementara itu, penyelidikan lebih lanjut mengenai pembunuhan ini diharapkan segera mengungkap motif dan pelaku yang bertanggung jawab atas pembunuhan Momika.

Berdasarkan perkembangan terakhir, insiden ini kemungkinan akan menarik perhatian lebih lanjut dari masyarakat internasional dan pemerintah, karena dampaknya tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga berhubungan dengan hubungan antara negara-negara Barat dan dunia Islam yang semakin kompleks.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button