
Nikita Mirzani, yang kini sedang menjalani masa tahanan, kembali menghadapi masalah hukum baru setelah dilaporkan oleh Shella Saukia pada 17 Januari 2025 lalu. Laporan ini diajukan ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan pencemaran nama baik serta pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pengacara Shella, Petrus Bala Pattyona, mengungkapkan bahwa kliennya mengalami kerugian akibat pernyataan Nikita yang dianggap merugikan reputasi sebagai seorang pebisnis.
Masalah yang dihadapi Nikita ini muncul setelah sebelumnya ia juga dilaporkan oleh dr Reza Gladys atas dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang, yang mengharuskan dirinya mendekam di penjara. Dengan demikian, situasi hukum Nikita semakin rumit dengan adanya laporan baru ini.
Petrus Bala Pattyona menjelaskan, Nikita diduga telah berulang kali menyebut Shella dengan istilah yang merendahkan, seperti “hantu” dan “ular”, dalam komentarnya terhadap produk kecantikan yang dipasarkan oleh Shella. Ia menyatakan, “NM diduga mencemarkan nama SS karena dia (Nikita) mengucapkan, ‘Jangan beli produk SS. SS ular, SS hantu’ hingga enam kali.” Pernyataan tersebut berpotensi merusak citra Shella sebagai pengusaha skincare yang telah memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak orang.
Selain itu, menurut Petrus, Nikita juga menyebutkan bahwa produk yang dijual oleh Shella adalah “air ingus” dan menuduh bahwa produk tersebut dapat menimbulkan kanker kulit. Tuduhan tersebut berpotensi membuat konsumen merasa khawatir dan menurunkan penjualan produk Shella. Dengan keadaan ini, Petrus menekankan pentingnya menjaga harkat dan martabat sebagai manusia dalam industri bisnis.
Di tengah berbagai tuduhan yang dihadapi, kuasa hukum Shella menyatakan bahwa mereka masih membuka peluang untuk penyelesaian damai, khususnya di bulan Ramadan yang penuh berkah ini. “Di bulan Ramadan sebenarnya bisa damai tetapi bagaimana berdamai dengan orang yang ada di dalam penjara. Kan, di dalam penjara enggak bisa damai, enggak ada akses bertemu,” ungkapnya. Petrus menyatakan bahwa jika Nikita menyadari kesalahannya, mereka akan mempertimbangkan untuk melakukan mediasi.
Meskipun saat ini Nikita dalam posisi yang sulit, dia tetap menjadi sosok yang menarik perhatian publik. Beberapa waktu lalu, dia pernah melakukan kegiatan sosial dengan memberikan ratusan pizza kepada para tahanan di Polda Metro Jaya, yang menunjukkan bahwa meskipun dalam kondisi sulit, ia tetap berusaha untuk membantu sesama.
Situasi yang dihadapi Nikita Mirzani dan Shella Saukia ini mencerminkan dinamika yang sering terjadi di dunia entertainment dan bisnis, di mana kata-kata bisa memberikan dampak yang besar bagi reputasi dan keberhasilan seseorang. Dengan peristiwa yang sedang berlangsung, banyak yang menantikan perkembangan terakhir dari kasus hukum ini serta potensi penyelesaian yang akan diambil oleh kedua belah pihak.
Dalam dunia yang penuh dengan interaksi publik, pernyataan dan tindakan seorang figur publik seperti Nikita Mirzani tentu akan selalu menjadi sorotan. Dengan berbagai tantangan hukum yang dihadapinya, kasus ini akan menjadi salah satu perhatian utama dalam peliputan infotainment di Indonesia. Bagaimana langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Nikita, dan apakah permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik, masih menjadi pertanyaan besar di kalangan penggemar serta masyarakat umum.