Sempat Tolak Bertanding, 3.000 Tiket Suporter Bahrain di SUGBK Tak Laku!

Jelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026, sebuah kejadian menarik terjadi terkait pertandingan antara Timnas Indonesia dan Bahrain. Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 25 Maret 2025 ini, diwarnai dengan fakta mencengangkan: 3.000 tiket untuk suporter Bahrain gagal terjual. Hingga batas waktu yang ditentukan, tidak ada tiket yang diambil oleh pihak Bahrain, sebuah situasi yang memicu berbagai spekulasi dan berbagi tanggapan dari penggemar sepak bola tanah air.

Marsal Masita, Direktur Utama PT Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI), mengonfirmasi situasi ini dengan tegas. Ia menyatakan, “Kebetulan slot kita untuk mereka 3.000 tiket, tapi sampai hari H mereka sama sekali tidak ambil.” Keputusan suporter Bahrain untuk tidak membeli tiket ini mengindikasikan adanya ketegangan yang mungkin timbul dari pertandingan sebelumnya antara kedua tim.

Latar belakang dari absennya suporter Bahrain ini bisa ditelusuri ke laga sebelumnya yang berlangsung pada bulan Oktober 2024, di mana Timnas Indonesia dan Bahrain bermain imbang 2-2. Dalam pertandingan tersebut, muncul beberapa keputusan kontroversial dari wasit yang membuat para pendukung Indonesia merasa dirugikan. Reaksi kekecewaan ini meluas di media sosial, dengan serangan komentar dari pendukung Indonesia yang menargetkan akun resmi Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) dan para pemainnya. BFA menganggap reaksi tersebut serius hingga menyatakan bahwa kondisi atmosfer pertandingan di Indonesia tidak aman bagi tim dan pendukungnya.

Sebagai respons atas ketegangan ini, terdapat permintaan dari BFA untuk memindahkan laga ke tempat netral. Pernyataan resmi dari mereka bahkan mencatat, “Asosiasi Sepak Bola Bahrain telah mengamati sikap tak bisa diterima dari fans Indonesia terhadap federasi dan pemain kami setelah pertandingan sebelumnya.” Namun, meskipun permintaan tersebut dijadikan pertimbangan, laga tetap dijadwalkan di SUGBK sesuai regulasi FIFA dan AFC.

Dengan tidak adanya pembelian tiket dari suporter Bahrain, pihak penyelenggara cepat bertindak. Marsal Masita mengungkapkan bahwa tiket yang tidak laku segera dialihkan untuk pendukung umum dan tuan rumah. “Kita nggak bisa menunggu lama. Kita harus sesuai dengan deadline. Jadi kuota tiket ini kita jual lagi, dan sudah habis dalam beberapa jam,” katanya. Langkah cepat ini menunjukkan betapa tingginya antusiasme penggemar sepak bola Indonesia, di mana tiket yang sebelumnya dialokasikan untuk suporter Bahrain ludes dalam waktu singkat.

Sementara itu, menjelang laga melawan Bahrain, Timnas Indonesia masih menyimpan harapan besar untuk melanjutkan perjuangannya di kualifikasi Piala Dunia 2026. Setelah menghadapi Bahrain, Timnas Indonesia akan menantang China pada 5 Juni 2025 dan bertandang ke Jepang pada 10 Juni 2025. Momen-momen penting ini menjadi kunci bagi skuad Garuda untuk menjaga peluang mereka menuju Piala Dunia yang dianggap sebagai mimpi besar bagi seluruh pencinta sepak bola nasional.

Dalam kerangka besarnya, keputusan suporter Bahrain untuk tidak membeli tiket dapat memengaruhi dinamika pertandingan dan membentuk atmosfer yang lebih baik bagi tim tuan rumah. Hal ini juga menjadi kesempatan bagi para pendukung Timnas Indonesia untuk memberikan dukungan maksimal pada laga yang sangat penting ini. Ketersediaan 3.000 tiket yang dialihkan menawarkan kemungkinan bagi dukungan yang semakin besar dari masa pendukung, yang diharapkan bisa mendorong semangat tim untuk tampil optimal dalam ajang akbar tersebut. Keberhasilan langkah ini nanti akan kita saksikan di lapangan pada hari pertandingan.

Exit mobile version