Hiburan

Shelly Saukia Sebut Nama Oky Pratama dalam Dugaan Mafia Skincare!

Pengusaha asal Aceh, Shella Saukia, baru-baru ini mengemukakan dugaan terkait praktik mafia di industri skincare yang semakin marak menjadi perbincangan publik. Dalam beberapa unggahan di Instagram Story-nya, Shella menuduh dr. Oky Pratama terlibat sebagai aktor utama dalam upaya menjatuhkan bisnis skincare lainnya melalui metode yang dianggap tidak etis.

Shella Saukia, yang dikenal sebagai figur ‘crazy rich’ dari Aceh, dengan tegas menyebut nama dr. Oky Pratama sebagai sosok yang “berlindung di balik ketiak orang lain” dan berperan dalam pemerasan terhadap pemilik usaha skincare. Dalam unggahan tanggal 16 Januari 2025, dia mengekspresikan kekecewaannya dengan nada yang tajam. Ia menyatakan, “Yang pantas kalian sebut ular ini orangnya @dr.okypratamaa… Kau perantara pemerasannya. Aku gak pernah lo jahatin kau, kok bisa kau sejahat itu sama aku.”

Kekhawatiran Shella didasari oleh dugaan bahwa dr. Oky menggunakan cara-cara yang tidak sehat dalam persaingan bisnis. Ia menduga tindakan tersebut bukan hanya merugikan pemilik bisnis lain, tetapi juga merusak citra industri skincare secara keseluruhan. “Kenapa kau masih pakai cara kotor buat menjatuhkan usaha orang?” serunya dalam unggahan tersebut.

Berita ini mencuat seiring dengan banyaknya keluhan yang diterima oleh pemilik skincare lainnya, yang merasa usaha mereka terancam akibat strategi tidak etis yang dilakukan oleh beberapa oknum. Shella menggambarkan situasi ini sebagai “huru-hara skincare” yang perlu diketahui publik, dan ia menegaskan bahwa ada peran dr. Oky dalam dinamika tersebut. Ia juga memberikan peringatan, “Biar semua orang tahu, di balik huru-hara skincare ini dan pemerasan ini, ada peranmu di sini.”

Sebagai tambahan, Shella menyinggung laporan yang telah diajukan oleh dr. Reza ke Polda Metro Jaya terkait isu ini. Ia berharap pihak kepolisian dapat segera menuntaskan kasus-kasus yang melibatkan penipuan dan praktik tidak etis, sehingga pemilik usaha skincare yang emoh menggunakan cara kotor tetap dapat beroperasi dengan baik. “Semangat bapak-bapak Polda menuntaskan kasus ini,” tambahnya dalam rangkaian unggahannya.

Dalam dunia skincare yang semakin kompetitif, isu seperti ini tentunya menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai integritas dan etika dalam berbisnis. Praktik pemerasan yang lazim terjadi di berbagai industri kini juga dilaporkan merambah ke sektor beauty dan skincare, menambah daftar panjang masalah yang dihadapi oleh pelaku usaha.

Hingga saat ini, dr. Oky Pratama belum memberikan respon resmi terhadap tudingan yang disampaikan oleh Shella. Ketidakpuasan Shella mewakili suara dari banyak pemilik usaha skincare yang berjuang untuk menegakkan keadilan di tengah persaingan yang keras.

Dalam konteks yang lebih luas, pernyataan Shella ini membuka diskusi mengenai perlunya regulasi yang lebih ketat dan langkah-langkah pencegahan terhadap praktik mafia bisnis di industri skincare. Pemilik usaha kecil dan menengah perlu memiliki perlindungan yang lebih baik agar bisa bersaing secara adil tanpa takut akan ancaman dari praktik tidak etis.

Sama seperti banyak industri lainnya, dunia skincare juga berjuang untuk menjaga reputasi dan integritas di tengah berbagai tantangan. Masyarakat dan konsumen patut kritis dan selektif dalam memilih produk yang tidak hanya bermanfaat, tetapi juga dihasilkan dari praktik bisnis yang etis. Akankah situasi ini mendorong perubahan positif di industri skincare di Indonesia? Waktu yang akan menjawab.

Intan Permatasari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button