Olahraga

Siapa Ayah Marc Klok? Pelajaran dari Korban Kejahatan Belanda

Marc Klok, gelandang naturalisasi Timnas Indonesia yang saat ini bermain untuk Persib Bandung, kembali menjadi sorotan publik setelah kemunculan kontroversi terkait pernyataannya mengenai pelatih Timnas, Shin Tae-yong. Namun, di balik sorotan tersebut, ada cerita menarik mengenai sosok ayahnya, Dirk Klok, yang juga aktif mengungkapkan pandangan tentang sejarah kolonial Belanda di Indonesia.

Dirk Klok, ayah Marc Klok, bukan hanya seorang pendukung, tetapi juga memiliki latar belakang yang cukup beragam. Seorang mantan atlet yang aktif di dunia bela diri, Dirk dikenal sebagai pemilik sebuah klub Jiu-jitsu dan anggota organisasi internasional bela diri di Belanda. Keahlian olahraga bela diri diwariskan dari kakeknya, Jan Klok, yang merupakan murid dari Ge Koning, seorang ahli Judo dan Ju Jitsu. Selain prestasi di bidang olahraga, Dirk juga mengejar karir di dunia politik dengan mencalonkan diri dari partai Seruan Demokrat Kristen (CDA) pada tahun 2018.

Dalam beberapa unggahannya di media sosial, Dirk membahas berbagai isu, termasuk kritik terhadap tindakan pemerintah Belanda di masa lalu. Pada Mei 2024, ia dengan tegas menyuarakan keprihatinan mengenai kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Belanda di Indonesia antara tahun 1945 hingga 1949. Ia mempertanyakan mengapa belum ada tindakan hukum yang diambil terhadap pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut. Melalui akun media sosialnya, Dirk menyoroti bahwa pemerintah Belanda selama ini diduga menutupi bukti-bukti dan mengabaikan laporan mengenai kejahatan yang terjadi saat penjajahan.

“Kenapa tentara Belanda tidak pernah dituntut atas kejahatan perang yang mereka lakukan di Indonesia? Pemerintah di Den Haag tidak hanya memblokir bukti-bukti, tetapi juga menghancurkan dan mengintimidasi pelapor,” ungkap Dirk dalam unggahannya, menunjukkan kepeduliannya terhadap luka sejarah yang dirasakan bangsa Indonesia.

Hubungan antara Marc dan ayahnya tampaknya sangat erat. Saat menjalani kariernya di Indonesia, Dirk pernah berkunjung dan menyaksikan langsung pertandingan anaknya ketika Klok membela PSM Makassar pada tahun 2018. Dalam kesempatan itu, Marc menyatakan kebahagiaannya bisa bertemu langsung dengan sang ayah.

Marc Klok sendiri adalah seorang pemain yang tidak biasa dalam hal proses naturalisasinya. Dia menjadi WNI pada November 2020 setelah tinggal di Indonesia selama dua tahun. Proses ini memicu perdebatan karena Klok tidak dapat menunjukkan adanya keturunan Indonesia. FIFA bahkan sempat melarangnya untuk bermain di Timnas Indonesia karena alasan ini.

Meski ada kontroversi yang menyelimuti Marc terkait pernyataannya soal Shin Tae-yong yang dianggapnya sebagai sosok pelatih diktator, dia kemudian memberikan klarifikasi. Menurut Kim Jong-jin, mantan asisten Shin, Klok telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap tidak akurat. Dia menambahkan adanya kesalahan dalam terjemahan dari ucapannya sebelumnya.

Dalam konteks ini, keberanian Dirk Klok untuk berbicara tentang isu-isu yang menyentuh aspek sejarah dan kemanusiaan menunjukkan betapa pentingnya bagi generasi sekarang untuk memahami dan mengakui masa lalu. Sikap kritis Dirk terhadap tindakan pemerintah Belanda terhadap Indonesia dapat menjadi pengingat akan konteks yang lebih luas, dan bagaimana pengaruh sejarah kolonial masih dirasakan hingga hari ini. Dengan demikian, kisah Marc Klok, ditambah sejarah dan peranan ayahnya, memperlihatkan betapa pentingnya menjaga kesadaran akan sejarah serta menghormati perjalanan bangsa lain.

Andi Pratama

Andi Pratama adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button