Kekosongan posisi Direktur Teknik (Dirtek) Tim Nasional (Timnas) Indonesia masih menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar sepak bola. Hingga kini, PSSI belum mengumumkan siapa yang akan mengisi jabatan strategis tersebut. Kendati sebelumnya beredar rumor mengenai nama-nama besar seperti Louis van Gaal, situasi tampak berubah ketika PSSI mengungkapkan bahwa proses pemilihan tak akan selesai hingga akhir Februari 2025.
Ketua PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa pihaknya telah memiliki tiga nama calon yang siap dipertimbangkan sebagai Dirtek Timnas Indonesia. “Kami mencari figur yang bisa dihormati dan memahami rencana jangka panjang sepak bola Indonesia,” jelas Thohir. Salah satu sosok yang muncul ke permukaan dan mendapatkan perhatian lebih adalah Henk ten Cate, mantan pelatih terkenal asal Belanda.
Henk ten Cate, yang lahir di Amsterdam 70 tahun lalu, memiliki rekam jejak yang mengesankan di dunia sepak bola. Ia memulai karirnya sebagai pemain di akademi Ajax, meskipun tidak pernah tampil di tim utama Ajax. Sebagai seorang winger, ten Cate melanjutkan karir bermain di klub-klub seperti Vitesse, Go Ahead Eagles, Telstar, dan Heracles Almelo.
Setelah pensiun dari dunia pemain, ten Cate beralih menjadi pelatih. Ia memulai karier kepelatihannya di Go Ahead Eagles, sebelum menanjak ke beberapa klub lainnya seperti Sparta Rotterdam dan NAC Breda. Terkenal lewat perannya sebagai asisten Frank Rijkaard di Barcelona pada musim 2005-2006, ia turut membantu tim meraih trofi Liga Champions dan La Liga, serta melatih bintang-bintang seperti Lionel Messi, Ronaldinho, dan Wesley Sneijder.
Setelah sukses di Barcelona, ten Cate melatih klub-klub besar lainnya termasuk Chelsea dan Al Ahli di Uni Emirat Arab. Pada 2010, ia mengalihkan fokus ke Asia dan melatih Shandong Luneng Taishan, sebelum akhirnya kembali ke Eropa. Yang menarik, dia juga sempat melatih timnas Suriname pada 2023 sebagai asisten pelatih dan memperkuat pengalamannya dalam membina pemain berbakat.
Gaya permainan ten Cate yang ofensif dan kemampuannya memotivasi tim membuatnya menjadi kandidat yang kuat untuk posisi Dirtek. Patrick Kluivert, pelatih saat ini, sebelumnya menyatakan keinginannya untuk menerapkan skema permainan menyerang di Timnas Indonesia. Faktor ini membuat ten Cate semakin relevan, mengingat rekam jejaknya dalam mengelola tim dengan pendekatan serupa.
Meskipun ten Cate memiliki banyak prestasi, banyak pihak juga menyoroti bahwa ada potensi tantangan jika ia terpilih. Tak hanya berorientasi pada hasil, sosok dirtek juga diharapkan mampu berkolaborasi dengan jajaran pelatih yang ada dan memahami budaya sepak bola Indonesia.
Selain kabar positif seputar Henk ten Cate, ada juga berita bahwa ia menarik perhatian dari Asosiasi Sepak Bola Nigeria (NFF) untuk menjadi asisten pelatih. Namun, tawaran tersebut tampaknya ditolak, menunjukkan bahwa ten Cate mungkin lebih fokus pada apa yang bisa dilakukannya untuk sepak bola Indonesia.
Di dalam konteks sepak bola Indonesia yang tengah berusaha bangkit, pemilihan sosok yang tepat untuk mengisi posisi Dirtek merupakan langkah penting. Dengan pengalaman dan kemampuan Henk ten Cate, tidak sedikit yang berharap ia dapat membantu mengembangkan potensi pemain muda serta menciptakan fondasi yang kuat bagi kemajuan sepak bola Indonesia ke depan.
Seiring waktu berjalan, semua mata kini tertuju pada keputusan PSSI dan siapa yang akan menjadi Dirtek Timnas Indonesia selanjutnya. Terlepas dari keputusan akhir, jelas bahwa Henk ten Cate membawa segudang pengalaman yang dapat menjadi aset berharga bagi sepak bola tanah air.