Siapa Low Tuck Kwong, Orang Terkaya Indonesia Kalahkan Djarum?

Low Tuck Kwong, seorang pengusaha asal Singapura yang kini menjadi orang terkaya di Indonesia, berhasil menggeser posisi Prajogo Pangestu dan Hartono Bersaudara dalam daftar miliarder. Berdasarkan laporan terbaru dari Forbes, kekayaan bersih Low mencapai 27,3 miliar dolar AS, setara dengan sekitar Rp458 triliun. Pengusaha yang dikenal sebagai raja batu bara ini mendirikan Bayan Resources, perusahaan yang telah memberikan kontribusi besar dalam industri pertambangan di Indonesia.

Low Tuck Kwong lahir pada 17 April 1958 dalam keluarga pengusaha sukses. Ayahnya yang berasal dari Guangzhou, China, merintis bisnis konstruksi di Singapura. Pada usia muda, Low sudah membantu usaha ayahnya yang berkembang ke Malaysia. Meskipun demikian, ambisinya untuk sukses secara mandiri membawanya ke Indonesia, yang ia lihat sebagai lahan subur untuk berbisnis.

Low memulai proyek pertamanya di Indonesia pada tahun 1973, ketika ia menjalankan proyek pembangunan pabrik es krim di Ancol, Jakarta Utara. Pada saat itu, ia berusia 25 tahun dan menjadi pionir dengan menggunakan teknologi palu diesel untuk mempercepat proses pemancangan. Kolaborasinya dengan Liem Sioe Liong, pendiri Grup Salim, membukakan pintu bagi Low untuk lebih jauh mengembangkan bisnisnya.

Bisnis batu bara menjadi fokus utama Low pada tahun 1987. Ia memanfaatkan pengalaman dari proyek-proyek sebelumnya untuk mulai menambang dan mengangkut batu bara. Pada tahun 1997, Low membeli konsesi pertamanya di Kalimantan Timur, dan meski harus menghadapi tantangan akibat krisis ekonomi Asia, ia tetap melanjutkan usahanya. Keputusan tersebut kemudian terbukti menguntungkan, dan Low berhasil membangun infrastruktur yang signifikan di wilayah tersebut.

Melalui Bayan Resources yang didirikannya pada tahun 2004, Low berhasil mengkonsolidasikan aset-aset bisnisnya. Perusahaan mengalami pertumbuhan pesat dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia empat tahun setelahnya. Low mengarahkan dana hasil IPO untuk memperluas konsesi pertambangan, termasuk di Tabang, yang memiliki izin pertambangan seluas 34.715 hektare—hampir separuh luas Singapura.

Dalam perkembangan terbaru, pada tahun 2024, Low melakukan pengalihan 22 persen saham Bayan Resources kepada putrinya, Elaine Low. Transaksi ini bernilai Rp101 triliun dan mencerminkan hubungan keluarga yang erat. Meskipun jumlah kepemilikan saham Low berkurang, ia tetap menjadi pemegang saham utama di perusahaan tersebut karena putrinya akan melaksanakan hak suara sesuai arahan ayahnya.

Kekayaan Low menggeser posisi pebisnis ternama lainnya di Indonesia. Prajogo Pangestu, yang sebelumnya menempati posisi teratas dengan kekayaan 43,4 miliar dolar AS, kini berada di posisi ke-99 dengan nilai kekayaan bersih sebesar 20 miliar dolar AS. Sementara itu, R Budi Hartono dan Michael Hartono, yang terkenal dengan usaha Djarum dan Bank BCA, menempati urutan berikutnya dengan kekayaan masing-masing 22,4 dan 21,5 miliar dolar AS.

Keberhasilan Low Tuck Kwong dalam meraih posisi puncak dalam daftar orang terkaya di Indonesia menunjukkan potensi besar yang dimiliki sektor pertambangan, khususnya batu bara. Upayanya untuk membangun infrastruktur dan mengembangkan bisnis di Indonesia membuatnya menjadi salah satu tokoh penting dalam industri energi di tanah air.

Dengan perjalanan karir yang dimulai dari titik yang rendah, Low Tuck Kwong menawarkan inspirasi bagi banyak pengusaha muda yang bercita-cita untuk meraih kesuksesan. Dalam world of business yang penuh tantangan, ketekunan dan inovasi menjadi kunci untuk mencapai puncak seperti yang telah dilakukan Low.

Berita Terkait

Back to top button