
Militer Israel melaporkan telah mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman pada Kamis pagi, yang bersamaan dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan militan Houthi. Sirene berbunyi di Tel Aviv dan Yerusalem setelah proyektil tersebut ditembakkan, yang mengindikasikan adanya ancaman di wilayah tersebut. Polisi Israel mengkonfirmasi bahwa sirene terdengar di beberapa daerah, namun layanan ambulans mengabarkan tidak ada cedera serius yang dilaporkan akibat insiden ini.
Dalam pernyataannya, militer Israel menekankan bahwa rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat oleh Angkatan Udara Israel (IAF) sebelum melintasi wilayah Israel. “Sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman dicegat oleh IAF sebelum melintasi wilayah Israel. Sirene dibunyikan sesuai dengan protokol,” kata pernyataan resmi militer Israel.
Meskipun militan Houthi belum mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, mereka telah menunjukkan ketahanan dalam menghadapi serangan AS yang dilakukan sejak Sabtu. Militan ini bersumpah untuk meningkatkan serangan terhadap Israel sebagai respons terhadap kampanye militer AS yang dikenal dengan serangan besar-besaran terhadap fasilitas mereka di Yaman. Sejak awal konflik yang dipicu oleh serangan Israel di Gaza, Houthi telah melakukan lebih dari 100 serangan terhadap pengiriman di laut.
Houthi merupakan bagian dari aliansi yang dikenal sebagai “Poros Perlawanan”, yang terdiri dari kelompok milisi anti-Israel dan anti-Barat di seluruh kawasan, termasuk Hamas dan Hizbullah, yang kesemuanya menerima dukungan dari Iran. Mereka mengklaim tindakan mereka sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza.
Sementara itu, serangan AS yang dimulai pada Sabtu lalu telah menjadi operasi militer terbesar di Timur Tengah sejak kepemimpinan Presiden Donald Trump, yang telah berulang kali mengancam akan meminta pertanggungjawaban Iran atas tindakan Houthi. Serangan tersebut dilaporkan telah mengakibatkan setidaknya 31 korban jiwa, berfokus pada berbagai target yang dipercaya memiliki keterkaitan dengan kemampuan militer Houthi.
Pada hari Selasa, Houthi mengklaim telah meluncurkan rudal balistik ke Israel dan menyatakan niat untuk memperluas jangkauan serangan mereka di negara tersebut. Mereka menanggapi serangan udara Israel yang meningkat setelah periode ketenangan yang relatif panjang. Serangan ini menegaskan komitmen Houthi untuk terlibat dalam konflik regional yang lebih luas di mana mereka melihat diri mereka sebagai pembela bagi Palestina.
Dalam konteks keamanan global, serangan Houthi dan respon militer Israel serta AS menunjukkan betapa kompleksnya konflik ini dan dampaknya terhadap stabilitas kawasan. Ketegangan yang meningkat ini juga berpotensi mengganggu perdagangan global, mengingat bahwa banyak dari serangan tersebut ditujukan kepada jalur pengiriman utama di Laut Merah, yang krusial bagi ekonomi dunia.
Sementara itu, perhatian internasional terus tertuju pada konsekuensi dari aksi militer yang berlangsung. Serangan dari Houthi dan balasan yang diberikan oleh Israel dan Amerika Serikat menciptakan lingkaran kekerasan yang sulit untuk dipecahkan, di mana masing-masing pihak berupaya untuk memperkuat posisi mereka di tengah ketidakpastian politik dan militer. Kini, dengan serangan rudal yang terus berlanjut dan mencekamnya situasi di Israel, perkembangan selanjutnya akan menjadi penentu bagi arah konflik di kawasan ini.