Indonesia

Skor PISA: Kunci Awal Meningkatkan Literasi Siswa Indonesia

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya peningkatan kualitas literasi siswa di Indonesia. Dalam sebuah program di Metro TV, Mu’ti menyatakan bahwa hasil dari Programme for International Student Assessment (PISA) dapat menjadi titik awal dalam memperbaiki literasi yang sedang mengalami penurunan. “Hasil PISA itu saya kira memang bisa menjadi titik awal untuk kita bisa memacu lagi agar literasi ini meningkat,” ujarnya saat acara yang disiarkan pada Senin, 27 Januari 2025.

PISA merupakan penilaian internasional yang diadakan untuk mengukur kompetensi siswa berusia 15 tahun dalam membaca, matematika, dan sains. Berdasarkan data PISA terbaru, skor membaca Indonesia turun dari 371 pada 2018 menjadi 359 pada 2022. Skor matematika juga menurun dari 379 menjadi 366, sedangkan skor sains juga mengalami penurunan dari 379 menjadi 366. Meskipun demikian, Indonesia menunjukkan perbaikan dalam ranking internasional. Pada literasi membaca, peringkat Indonesia naik dari posisi 74 pada 2018 menjadi 71 pada 2022. Untuk matematika, peringkatnya naik dari 73 menjadi 70, dan pada sains, peringkat meningkat dari 71 menjadi 67.

Mu’ti menjelaskan tiga kunci peningkatan literasi yang sedang diupayakan, antara lain:

1. Ketersediaan bahan bacaan yang memadai.
2. Bahan bacaan yang mudah diakses oleh siswa.
3. Membangun kultur membaca di kalangan siswa.

“Untuk mencapai ini, kami memang akan memproduksi lebih banyak buku bacaan baik teks maupun nonteks di sekolah. Bahan bacaan juga tidak hanya akan tersedia di perpustakaan sekolah, tetapi juga akan diperluas ke perpustakaan desa, kelurahan, dan tempat ibadah,” jelas Mu’ti.

Dengan adanya fokus pada ketersediaan bahan bacaan dan upaya menyebarluaskannya, diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk membaca dan meningkatkan kemampuan literasi mereka. Penguatan budaya membaca juga akan turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan literasi siswa.

PISA 2022 diikuti oleh 81 negara, termasuk 37 negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan 44 negara mitra. Sampel dalam penilaian PISA diambil secara acak oleh OECD, memastikan representasi yang baik dari populasi siswa di setiap negara, termasuk daerah-daerah tertinggal di Indonesia.

Perhatian terhadap hasil PISA ini menjadi perhatian khusus pemerintah, mengingat banyaknya tantangan dalam hal pendidikan di Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan beragam, upaya memperbaiki literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan peran masyarakat dan institusi pendidikan.

Melalui peningkatan aksesibilitas terhadap bahan bacaan dan pengembangan budaya membaca yang kuat, diharapkan Indonesia dapat mencapai hasil yang lebih baik di PISA mendatang. Upaya ini juga diharapkan dapat mendorong siswa dalam menggali potensi akademis mereka, mempersiapkan mereka untuk bersaing di kancah global.

Dengan segala upaya yang dilakukan, harapan besar tertumpu pada peningkatan kualitas pendidikan dan literasi di Indonesia. PISA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengevaluasi perkembangan dan efektivitas kebijakan pendidikan yang telah diterapkan. Waktu depan yang lebih cerah dalam hal literasi siswa Indonesia kini bergantung pada langkah-langkah konkret yang segera dilaksanakan dan didukung oleh semua pihak.

Siti Aisyah adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button