Sri Mulyani Ungkap Bahasan Pertemuan Prabowo-Luhut: TPT dan MBG

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini mengungkapkan hasil pertemuan yang diadakan antara Presiden Prabowo Subianto dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN), yang dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Pertemuan tersebut berlangsung pada hari Kamis, 20 Maret 2025, dan mencakup beberapa topik penting yang berkaitan dengan perekonomian Indonesia, termasuk industri padat karya, program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta digitalisasi data.

Menurut Sri Mulyani, salah satu fokus utama dari pertemuan tersebut adalah industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Ia menyampaikan betapa pentingnya memberikan kemudahan investasi serta penyederhanaan regulasi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri ini. Dalam keterangannya, Sri Mulyani menyampaikan bahwa deregulasi sangat diperlukan agar industri TPT dapat lebih berdaya saing di pasar global.

"Di industri padat karya, khususnya TPT, penting untuk memberantas impor dumping dan ilegal. Ini akan membantu mengamankan pasar lokal dan meningkatkan produksi dalam negeri," ungkapnya. Dukungan terhadap sektor TPT dianggap krusial mengingat potensi besar yang dimiliki oleh industri ini dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan nasional.

Selain isu di sektor industri, pertemuan itu juga menilai dampak dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terhadap berbagai aspek ekonomi, termasuk pertumbuhan, penciptaan pekerjaan, kemiskinan, dan pemerataan. Sri Mulyani menekankan pentingnya kualitas eksekusi program tersebut serta penguatan ekosistem produksi yang dapat mendukung ketersediaan bahan untuk program tersebut. Ia berharap bahwa langkah-langkah ini akan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi daerah.

Berikut beberapa poin penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut:

  1. Kemudahan Investasi di Industri TPT: Penghilangan hambatan investasi untuk meningkatkan daya saing industri tekstil.
  2. Deregulasi: Peletakan aturan yang lebih sederhana untuk memudahkan pelaku industri beroperasi.
  3. Pengendalian Impor: Upaya memberantas impor ilegal yang dapat merugikan industri lokal.
  4. Dampak MBG: Penilaian program Makan Bergizi Gratis dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.
  5. Digitalisasi Data: Pembahasan tentang pentingnya single data dan single identity untuk meningkatkan akurasi dalam distribusi bantuan sosial.

Sri Mulyani menyatakan bahwa penerapan teknologi digital akan sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam program-program sosial pemerintah. Dengan pemanfaatan data yang akurat, diharapkan proses penyaluran bantuan kepada masyarakat akan lebih terorganisir dan tepat sasaran.

Sementara itu, pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi lainnya, termasuk Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Sekretaris Kabinet Teddy Wijaya. Partisipasi mereka menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan sektor yang berpotensi besar dalam menopang perekonomian Indonesia di masa mendatang.

Dengan demikian, hasil pertemuan antara Prabowo dan Luhut ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan perekonomian yang ada, serta memperkuat basis industri lokal demi kesejahteraan masyarakat. Penekanan pada digitalisasi dan penguatan sektor padat karya dapat menjadi pilar penting dalam pencapaian tujuan ekonomi nasional, serta peningkatan daya saing Indonesia di tingkat global.

Berita Terkait

Back to top button