Studi baru yang menarik perhatian ini mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa menangis di antara jam 7 hingga 10 malam dapat membantu menurunkan berat badan. Menangis yang selama ini dikenal sebagai respons emosional ternyata memiliki manfaat fisik yang signifikan, terutama dalam hal pengurangan lemak di tubuh. Laporan ini didasarkan pada analisis yang dilaporkan di AsiaOne dan diulas lebih lanjut oleh Podme Health, mengindikasikan bahwa menangis tidak hanya sekadar mengeluarkan air mata, tetapi juga berperan dalam proses fisiologis yang kompleks.
Menangis adalah respons alami manusia terhadap berbagai emosi, seperti kesedihan, kehilangan, rasa frustasi, hingga kegembiraan. Pengeluaran air mata sering kali dianggap sebagai tanda kelemahan, padahal hal ini merupakan bentuk validasi emosional bagi banyak orang. Menurut penelitian terbaru, waktu menangis yang terbaik adalah antara jam 7 hingga 10 malam. Peneliti menjelaskan bahwa selama jam-jam tersebut, peningkatan hormon kortisol yang dilepaskan saat menangis dapat berperan penting dalam proses pembakaran lemak.
Ada beberapa alasan ilmiah yang mendukung klaim ini, antara lain:
Pelepasan Hormon Kortisol: Ketika seseorang menangis, tubuhnya akan melepaskan hormon kortisol. Peningkatan kadar hormon ini bertransformasi menjadi proses pengurangan lemak di tubuh, sebab kortisol berfungsi untuk mengelola stres dan metabolisme lemak.
Menghilangkan Zat Beracun: Air mata yang dihasilkan akibat emosi tidak hanya berfungsi untuk meluapkan perasaan, tetapi juga membantu membuang zat beracun dari tubuh. Hal ini tentu berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan dan berpotensi membentuk pola berat badan yang lebih ideal.
- Pembakaran Kalori: Saat menangis, denyut jantung cenderung meningkat karena respons emosional, yang pada gilirannya membantu membakar lebih banyak kalori, meski dalam jumlah kecil. Seiring dengan itu, saat istirahat, otot jantung kita sudah membakar sekitar 8,5 kalori per jam, dan saat menangis, intensitasnya dapat meningkat.
Dr. William Frey, seorang ahli biokimia terkenal, menggarisbawahi pentingnya menangis sebagai bentuk pengelolaan stres. Ia menyebutkan bahwa menangis dapat dianggap sebagai mekanisme melindungi diri, di mana emosi negatif bisa dikeluarkan dan memberikan kemudahan bagi pikiran untuk kembali fokus.
Namun, perlu dicatat bahwa efek pembakaran lemak ini tidak berlaku bagi individu yang kesulitan untuk menangis. Pembakaran lemak yang maksimal terjadi ketika seseorang benar-benar merasakan emosi yang mendalam dan mengekspresikannya secara alami. Menangis yang terpaksa, misalnya untuk memenuhi ekspektasi publik atau sosial, mungkin tidak memberikan manfaat yang serupa.
Adapun jenis air mata yang dihasilkan juga beragam. Terdapat tiga tipe air mata:
- Air Mata Basal: Menjaga kelembapan mata.
- Air Mata Refleks: Dikeluarkan sebagai respons terhadap iritasi, seperti asap atau polusi.
- Air Mata Psikis: Berhubungan langsung dengan perasaan dan emosi.
Laporan juga memperingatkan bahwa meskipun menangis bisa menjadi cara yang baik untuk melepaskan emosi, terlalu sering menangis tanpa sebab yang jelas juga bisa menjadi indikasi masalah mental, seperti depresi. Kondisi ini sering dikaitkan dengan nafsu makan yang berkurang dan penurunan berat badan, yang tentunya memerlukan perhatian medis.
Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang mengalami gejala ini untuk mempertimbangkan konsultasi dengan tenaga profesional atau dokter. Dengan memahami lebih dalam mengenai dampak positif dari menangis, masyarakat dapat melihat menangis sebagai bagian dari kesehatan mental dan fisik yang lebih holistik.