Survei BI Maret 2025: Indeks Keyakinan Konsumen Alami Penurunan

Survei terbaru yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025 menunjukkan penurunan dalam Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Menurut hasil survei yang dipublikasikan, IKK pada bulan Maret mencapai angka 121,1, yang menunjukkan penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 126,4. Meski demikian, nilai ini masih mencerminkan keyakinan konsumen yang optimistis terhadap kondisi ekonomi saat ini.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resminya menjelaskan bahwa dua sub-indeks yang menyusun IKK, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Ekonomi (IEK), juga mengalami penurunan. IKE tercatat sebesar 110,6, menurun dari 114,2 pada bulan sebelumnya. Sedangkan, IEK berada di angka 131,7, turun dari 138,7.

Penurunan ini terjadi meskipun konsumen masih menunjukkan optimisme dalam kelompok pengeluaran. IKK tertinggi berasal dari responden yang mengelompokkan pengeluaran mereka lebih dari Rp5 juta dengan nilai 127,9. Diikuti oleh kelompok pengeluaran Rp4,1-5 juta pada angka 123,0 dan kelompok Rp3,1-4 juta dengan 120,6. Semua angka ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan, keyakinan terhadap ekonomi masih cukup positif.

Dalam konteks spasial, terdapat perbedaan signifikan antar kota di Indonesia. IKK dapat dikategorikan sebagai optimis di seluruh kota yang disurvei, dengan kenaikan IKK tertinggi ditemukan di Banjarmasin, diikuti oleh Banten dan Denpasar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan secara umum, beberapa wilayah tetap menunjukkan pertumbuhan keyakinan konsumen.

Konsumen juga menunjukkan persepsi yang kuat terhadap kondisi ekonomi saat ini, terlihat dari IKE Maret 2025 yang meskipun lebih rendah, masih mencerminkan optimisme yang terlihat dari komponen penyusunnya. Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) tercatat 121,3, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (IPDG) 110,2, dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) 100,3. Semua indikator tersebut berada di bawah nilai sebelumnya tetapi still menunjukkan minat belanja yang masih cukup baik.

Dalam penjelasannya, Ramdan juga menyoroti bahwa meskipun langkah ke depan menunjukkan ketidakpastian, ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja tetap sehat. Hal ini terlihat dari keyakinan para responden yang bertahan di level optimis untuk periode enam bulan ke depan. Penurunan paling signifikan terjadi pada dua kelompok, yaitu pengeluaran Rp2,1-3 juta serta pendidikan sarjana, sedangkan kelompok usia di atas 60 tahun justru mengalami peningkatan keyakinan.

Melihat lebih lanjut, ekspektasi konsumen terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan masih menunjukkan kekuatan, dengan indeks tertinggi dicatat oleh kelompok pengeluaran lebih dari Rp5 juta dan responden berusia 20-30 tahun. Ini menunjukkan adanya harapan yang besar terutama di kalangan kelompok usia produktif.

Survei Konsumen adalah alat yang penting bagi BI untuk memahami persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang ada. IKK yang dihasilkan dari survei ini menjadi indikator penting dalam menilai perkembangan konsumsi rumah tangga yang berdampak pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Dengan penurunan IKK yang tercatat pada Maret 2025, BI menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan di depan, masih terdapat harapan dan optimisme di kalangan konsumen. Pengamat ekonomi berharap pemerintah dan pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan ini, agar pemulihan ekonomi terus berlanjut di masa mendatang.

Berita Terkait

Back to top button