Setiap tahun, pada tanggal 4 Februari, dunia memperingati Hari Kanker Sedunia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker, serta menggalang aksi pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan. Di tahun 2025, kita merayakan peringatan ke-25 sejak kegiatan ini pertama kali dicanangkan oleh Union for International Cancer Control (UICC) dengan tema "United By Unique", yang menggambarkan pentingnya menghargai keberagaman dalam perjuangan melawan kanker.
Kanker, termasuk kanker payudara, menjadi salah satu penyebab utama kematian global, dan di Indonesia, angkanya cukup mencengangkan. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan ada 396.914 kasus kanker baru yang terdiagnosis pada tahun 2020. Dari semua jenis kanker, kanker payudara menduduki posisi teratas, menyumbang 16,6% dari total kasus kanker. Angka ini mencerminkan bahwa kanker payudara bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga ancaman serius bagi kehidupan banyak perempuan.
Sayangnya, banyak pasien kanker payudara yang terdiagnosis pada tahap lanjut, yang sering kali mengakibatkan prognosis yang lebih buruk. Menurut dr. Welda Eleanor Haryanto dari Rumah Sakit Siloam Bekasi Timur, deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan kesempatan pengobatan yang efektif. Dalam sebuah diskusi kesehatan, ia menjelaskan tentang cara melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) sebagai langkah awal dalam mendeteksi gejala kanker payudara. "SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan, terutama setelah menstruasi, dan dimulai dari usia 20 tahun," ungkapnya.
Terdapat enam langkah penting dalam melakukan SADARI yang harus diperhatikan, sebagai berikut:
Amati Payudara di Cermin: Perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Angkat kedua tangan ke atas kepala dan amati adanya benjolan, perubahan bentuk kulit, atau kelainan pada puting susu.
Periksa dengan Telapak Tangan: Rapatkan kedua telapak tangan sehingga payudara tampak menonjol ke depan. Perhatikan lagi kemungkinan adanya benjolan, cekungan atau lesung pipi, serta perubahan bentuk pada puting susu.
Tekan dan Urut Daerah Sekitar Puting: Pencet dengan lembut daerah di sekitar puting susu, dengan perhatian lebih pada keluarnya cairan yang tidak normal.
Posisi Berbaring dengan Bantal: Berbaringlah dengan bantal di punggung. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan, sedangkan tangan kanan diletakkan di belakang kepala.
Menggunakan Ujung Jari untuk Meraba: Rabalah payudara dengan ujung tiga jari yang dirapatkan. Lakukan gerakan memutar mulai dari pinggir ke arah puting dengan perhatian yang cermat.
- Lakukan Hal yang Sama pada Payudara Kiri: Ulangi proses ini dengan tangan kiri berada di bawah kepala, dan tangan kanan meraba payudara kiri.
Pentingnya deteksi dini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga berkontribusi pada penurunan angka kematian akibat kanker. Ketua Holywings Peduli, Andrew Susanto, menegaskan bahwa seminar kesehatan dan pemeriksaan dini seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita. Ia berharap masyarakat dapat mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai tindakan pencegahan kanker payudara.
Sebagai bagian dari acara edukasi, penyelenggara juga mengadakan pemeriksaan kesehatan menyeluruh, termasuk pengecekan gula darah, kolesterol, dan tekanan darah, yang dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman. Antusiasme masyarakat terlihat dengan kehadiran lebih dari 50 warga dalam acara tersebut. Salah satu peserta, Rini Prasiwi, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesempatan untuk belajar cara melakukan cek payudara sendiri dan mengikuti pemeriksaan kesehatan yang komprehensif.
Edukasi tentang langkah-langkah pemantauan kesehatan payudara melalui program SADARI akan berkontribusi dalam mengurangi angka kejadian kanker payudara di Indonesia. Melalui kesadaran yang lebih tinggi dan tindakan pencegahan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat melindungi diri dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
