Tenaga Pendidik Indonesia Sambut AI: Transformasi Pendidikan 2023!

Jakarta: PT Reformasi Generasi Indonesia (REFO), yang berkolaborasi dengan Google for Education, baru saja menyelenggarakan G-Schools Indonesia Summit (GSIS) 2025. Acara yang diadakan di IPEKA BSD, Tangerang, Banten, ini dihadiri oleh lebih dari 300 pemimpin, pengambil keputusan, pendidik, dan influencer dari sekolah-sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis teknologi Google di seluruh Indonesia. GSIS 2025 menjadi momentum penting bagi tenaga pendidik untuk mengadaptasi dan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan.

Tema tahun ini, "AI: The New Frontier In Education," mencerminkan perubahan signifikan dalam cara pendidikan dijalankan. Dengan kehadiran AI, sejumlah peluang dan tantangan baru muncul, memberikan kesempatan bagi pendidik untuk tetap relevan dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat. Gary Lim, Kepala Pendidikan & Saluran Global Workspace for Education di Google for Education, menekankan pentingnya momen ini bagi semua yang terlibat dalam pendidikan. “Ini adalah kesempatan untuk memperoleh banyak pelajaran yang sangat berguna untuk dipraktikkan,” ungkapnya.

GSIS 2025 tidak hanya menjadi ajang bagi pembelajaran tentang AI, tetapi juga fokus pada pembelajaran berbasis STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Pendekatan ini bertujuan membekali siswa dengan kemampuan untuk beradaptasi, berinovasi, berpikir kritis, dan menyelesaikan masalah dengan bijak dan kreatif. Hal ini sejalan dengan imbauan pemerintah untuk mendorong fokus pada pembelajaran STEM demi menghasilkan generasi yang mampu menguasai teknologi, termasuk AI.

Pepita Gunawan, Pendiri dan Direktur Utama REFO, menjelaskan pentingnya acara ini sebagai kelanjutan dari program tahun lalu. “GSIS adalah wadah bagi para pejuang pendidikan untuk saling berjejaring dan membangun dukungan yang kuat,” jelas Pepita. Ia juga menyebutkan bahwa kehadiran AI telah menciptakan batasan-batasan baru yang perlu ditangkap oleh tenaga pendidik. “Kita harus terus update dan upgrade diri kita dalam literasi AI untuk menavigasi pesatnya perkembangan teknologi ini,” tambahnya.

Acara ini juga menawarkan 36 sesi paralel yang menghadirkan 18 pembicara yang merupakan praktisi dalam dunia pendidikan. Setiap sesi membahas praktik-praktik terbaik dalam memanfaatkan AI dalam konteks pendidikan, memberi para peserta kesempatan untuk memilih tema sesuai kebutuhan mereka. Melalui sesi-sesi ini, pendidik diharapkan bisa mendapatkan wawasan baru dan inspirasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di institusi masing-masing.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait AI dalam pendidikan yang diangkat dalam GSIS 2025:

  1. Pendidikan Berbasis Teknologi: Penerapan teknologi, terutama AI, menjadi lebih menjanjikan dalam menciptakan pembelajaran yang adaptif dan personalized.
  2. Membangun Kemampuan STEM: Mengasah keterampilan siswa dalam sains dan teknologi sebagai persiapan menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif.
  3. Networking antar Pendidik: GSIS menjadi tempat berkumpulnya berbagai pemangku kepentingan pendidikan, memfasilitasi pertukaran informasi dan pengalaman.
  4. Pentingnya Literasi AI: Tenaga pendidik didorong untuk memahami dan menerapkan AI secara bijak, agar tidak ketinggalan dalam perkembangan yang ada.

Pepita Gunawan menegaskan bahwa REFO berkomitmen untuk terus membangun generasi masa depan yang kompetitif dan mampu bersaing di kancah global. Melalui GSIS, REFO mengajak seluruh insan pendidikan, baik yang menggunakan teknologi Google maupun tidak, untuk tetap menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.

Dengan demikian, kehadiran AI di sektor pendidikan Indonesia bukan hanya sekadar tren, tetapi sebuah keharusan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi pelajar yang siap menghadapi tantangan di masa depan. GSIS 2025 menjadi momentum untuk bersiap menyongsong era baru pendidikan yang lebih inklusif dan berbasis teknologi.

Berita Terkait

Back to top button