
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Nuclear Human Resource Development Center (NuHRDeC) Jepang baru-baru ini menyelenggarakan pelatihan lanjutan mengenai Rekayasa Reaktor dan Keselamatan di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 17 hingga 21 Februari 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi nuklir, terutama dalam rekayasa dan keselamatan reaktor.
Arvita Rosmawati dari Direktorat Pengembangan Kompetensi BRIN menjelaskan, pelatihan ini merupakan bagian dari upaya BRIN untuk menghasilkan tenaga ahli yang kompeten dalam bidang nuklir. “Kegiatan ini sangat penting demi mendukung visi kami dalam mengembangkan keahlian di sektor yang kritis ini,” ujar Arvita. Dukungan dari NuHRDeC JAEA diharapkan memberikan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam terkait rekayasa serta keselamatan reaktor nuklir.
Pelatihan ini tidak hanya membahas teori, tetapi juga mengambil pembelajaran dari insiden Fukushima yang menjadi salah satu titik sejarah penting dalam dunia nuklir. Materi pelatihan mencakup:
1. Prinsip dasar rekayasa reaktor.
2. Sistem keselamatan reaktor.
3. Analisis risiko.
4. Studi kasus kejadian keselamatan nuklir di seluruh dunia.
Koordinator pelaksana pelatihan, Andi Sofrany Ekariansyah dari Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir, menyebutkan bahwa kegiatan serupa telah rutin dilaksanakan sejak tahun 2010. “Walaupun sempat terhenti selama pandemi COVID-19, pelatihan ini telah diadakan sebanyak delapan kali untuk level pertama dan empat kali untuk level kedua,” terang Andi.
Salah satu kelengkapan penting dalam pelatihan ini adalah integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan energi nuklir. Hal ini tidak hanya relevan untuk meningkatkan efisiensi dalam desain dan pengoperasian reaktor, tetapi juga untuk memperkuat sistem keselamatan yang lebih baik. Dengan semakin pentingnya kecerdasan buatan dalam berbagai bidang, penerapannya dalam teknologi nuklir menjadi langkah strategis untuk merespons tantangan di masa depan.
Dengan adanya transfer ilmu dari JAEA, diharapkan para peserta pelatihan dapat lebih memahami desain reaktor, sistem keselamatan, serta mitigasi risiko dalam pengoperasian reaktor nuklir. Pelatihan ini dihadiri oleh para periset, akademisi, serta perwakilan dari badan pengawas dan industri yang telah memiliki dasar dalam rekayasa reaktor. Kehadiran mereka memunculkan pertukaran informasi yang berharga, yang tentunya akan berkontribusi pada pengembangan SDM dalam bidang nuklir di Indonesia.
Keberhasilan ini sejalan dengan kebutuhan yang mendesak akan tenaga ahli dalam mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dalam konteks global yang semakin mengarah pada energi bersih, pentingnya kehadiran SDM yang berkompeten di bidang ini menjadi semakin krusial. Program pelatihan semacam ini menjadi langkah nyata dalam membangun ekosistem SDM yang berkualitas di bidang teknologi nuklir.
Sumber daya manusia yang terlatih dan berkompeten akan berpengaruh pada ketahanan energi nasional, serta mendukung program-program yang berfokus pada pengembangan energi bersih dan kemandirian energi. BRIN dan NuHRDeC berkomitmen untuk terus berkolaborasi dalam menghadirkan pelatihan dan transfer pengetahuan yang menghasilkan tenaga ahli yang siap menghadapi tantangan masa depan dalam sektor energi nuklir.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan energi yang bersih dan berkelanjutan, pelatihan ini akan membuka jalan bagi inovasi dan pengembangan dalam teknologi nuklir, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pemenuhan kebutuhan energi nasional.