Ternyata Merek Ini Kuasai Pasar Smartphone, Samsung dan Oppo Lewat!

Pangsa pasar smartphone di Indonesia mengalami dinamika yang menarik pada tahun 2024, dengan kompetisi yang semakin ketat antara berbagai merek. Merujuk pada data yang dirilis oleh firma riset IDC, ternyata Transsion Holding, perusahaan asal China, berhasil mengambil alih porsi pasar yang signifikan dengan merek-merek seperti Infinix, Tecno Mobile, dan Itel Mobile. Merek-merek ini ternyata bisa melampaui nama-nama besar seperti Samsung dan Oppo, yang selama ini dikenal luas oleh konsumen Indonesia.

Sepanjang tahun 2024, Transsion Holding meraih pertumbuhan yang mencengangkan. Pangsa pasar mereka meloncat dari 18,3 persen menjadi 61,7 persen secara year-on-year (YoY). "Keberhasilan ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia sangat menerima produk-produk terjangkau dari Transsion yang memenuhi kebutuhan spesifik mereka," ucap seorang analis dari IDC.

Posisi kedua dalam pasar smartphone Indonesia diisi oleh Oppo, yang mengalami pertumbuhan sebesar 17,8 persen dengan kenaikan 7,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Oppo berhasil menarik perhatian di kelas menengah, di mana mereka terus menghadirkan inovasi dan desain menarik.

Sementara itu, Samsung, yang sebelumnya menjadi raja di segmen ini, hanya mampu mencatat pertumbuhan 17,2 persen. Hal mengejutkan adalah, meskipun masih menjadi pemain utama, Samsung mengalami penurunan tipis sebesar 0,6 persen tahun lalu. Menurut sumber, stagnasi ini disebabkan oleh adanya pergeseran minat konsumen yang mulai melirik merek-merek baru yang menawarkan spesifikasi canggih dengan harga lebih kompetitif.

Sebagai gambaran lebih lengkap, berikut adalah daftar pangsa pasar smartphone di Indonesia berdasarkan data terkini:

  1. Transsion Holding – 19,8% dengan pertumbuhan 27,1%
  2. Oppo – 17,8% dengan pertumbuhan 7,6%
  3. Samsung – 16,6% dengan penurunan 0,6%
  4. Xiaomi – 17,5% dengan pertumbuhan 19,1%
  5. Vivo – 17% dengan pertumbuhan 6,6%

Dari data di atas, terlihat bahwa persaingan semakin ketat antara merek-merek yang lebih dikenal dan merek yang relatif baru. Xiaomi dan Vivo, misalnya, menempati posisi keempat dan kelima dengan pertumbuhan masing-masing 19,1 persen dan 6,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun mereka belum bisa mengalahkan brand besar, keduanya tetap menunjukkan tren positif.

Pertumbuhan pasar smartphone di Indonesia juga menunjukkan tren positif secara keseluruhan. Total penjualan smartphone di tanah air diprediksi mencapai 40 juta unit pada tahun 2024, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 15,5 persen. “Pasar smartphone kelas ultra low-end yang dijual di bawah Rp 1,6 juta memang sangat diminati, khususnya produk-produk dari Transsion,” jelas peneliti pasar.

Kelas menengah, dengan harga smartphone antara Rp 3,2 juta hingga Rp 9,8 juta, menunjukkan pertumbuhan yang lumayan, terutama berkat inovasi yang ditawarkan oleh Oppo. Namun, di segmen premium, tren sebaliknya terjadi. Segmen harga di atas Rp 10 juta justru mengalami penurunan 9,2 persen, di mana ketidakpastian tentang perilisan produk baru seperti iPhone 16 menjadi faktor utama yang mempengaruhi penjualan.

Dengan semua perkembangan ini, jelas bahwa lanskap pasar smartphone di Indonesia sedang mengalami transformasi yang menarik. Merek-merek baru seperti Infinix dan Tecno Mobile bukan hanya sekadar tantangan bagi raksasa seperti Samsung dan Oppo, tetapi juga menawarkan pilihan baru bagi konsumen yang kini semakin cerdas dalam memilih produk. Hal ini membuktikan bahwa dalam dunia yang serba cepat seperti sekarang, inovasi dan pemahaman akan kebutuhan pasar sangatlah penting untuk memenangkan persaingan.

Berita Terkait

Back to top button