Tokyo, Podme.id – Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan harapan hidup tertinggi di dunia, dan rahasia di balik umur panjang warganya kerap kali menjadi bahan perbincangan. Salah satu kunci kesehatan yang menonjol adalah kebiasaan makan yang dikenal dengan sebutan hara hachi bu. Filosofi ini berasal dari Okinawa, daerah di Jepang yang memiliki persentase penduduk berusia 100 tahun atau lebih yang sangat tinggi.
Hara hachi bu secara harfiah berarti makan hingga 80 persen kenyang. Praktik ini mengajarkan untuk berhenti makan sebelum perut mencapai tingkat kenyang maksimum. Kebiasaan ini telah dipegang teguh oleh masyarakat Jepang selama ratusan tahun dan dipercaya berkontribusi signifikan terhadap kesehatan serta umur panjang mereka. Dalam bukunya berjudul "Yojokun: Pelajaran Hidup dari Seorang Samurai," yang dipublikasikan pada tahun 1713, filsuf dan ahli botani Jepang Ekiken Kaibara menyarankan pentingnya pola makan yang moderat dengan mendengarkan sinyal tubuh.
Kebiasaan makan hingga 80 persen kenyang memiliki banyak manfaat kesehatan. Beberapa di antaranya adalah:
- Mengurangi risiko obesitas: Dengan cara mengontrol porsi makanan, tubuh tidak akan terbebani dengan kelebihan asupan kalori yang bisa memicu obesitas.
- Meningkatkan efisiensi pencernaan: Makan hingga 80 persen kenyang memungkinkan sistem pencernaan bekerja dengan lebih baik tanpa kelebihan beban.
- Menjaga keseimbangan gula darah dan tekanan darah: Praktik ini membantu menjaga kesehatan metabolisme tubuh.
- Mencegah penyakit kronis: Mengurangi asupan kalori dapat menurunkan risiko beberapa penyakit terkait usia seperti diabetes dan penyakit jantung.
Penelitian ilmiah juga mendukung manfaat dari pendekatan hara hachi bu. Para ilmuwan menemukan bahwa membatasi asupan kalori tanpa mengorbankan nutrisi dapat memperpanjang umur dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Masyarakat Okinawa juga mempraktikkan pola makan berbasis tumbuhan yang kaya akan nutrisi, termasuk sayuran, kacang-kacangan, dan ikan.
Sebagian besar makanan yang mereka konsumsi, seperti ubi jalar ungu, tahu, rumput laut, dan teh hijau, memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Antioksidan berfungsi untuk melawan penuaan serta mengurangi risiko berbagai penyakit. Dengan makanan yang rendah kalori tetapi kaya akan nutrisi, transmisi penyakit dapat dicegah, dan kualitas hidup bisa ditingkatkan.
Dalam sebuah dokumenter berjudul "Live to 100: Secrets of the Blue Zones" yang ditayangkan di Netflix, penulis dan penjelajah Dan Buettner melakukan perjalanan ke Okinawa untuk mengamati lebih dekat rahasia umur panjang masyarakat di sana. Dia menemukan bagaimana hara hachi bu berperan penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan penduduk Okinawa.
Selain hara hachi bu, terdapat juga sejumlah kebiasaan lain yang mendukung gaya hidup sehat di Jepang. Beberapa di antaranya adalah:
- Aktivitas fisik yang teratur: Masyarakat Jepang sangat aktif sepanjang hari, baik melalui transportasi umum maupun aktivitas harian lainnya.
- Makan secara sosial: Makan dalam kelompok atau bersama keluarga menciptakan kedekatan emosional dan membantu mengatur porsi makanan.
- Konsumsi makanan fermentasi: Seperti miso dan natto, makanan ini membantu meningkatkan kesehatan pencernaan.
- Keterikatan dengan alam: Bagi masyarakat Jepang, menghabiskan waktu di alam terbuka menjadi bagian penting dari kesehatan mental dan fisik.
Dengan mengadopsi kebiasaan sehat ini, masyarakat Jepang berhasil menciptakan keseimbangan antara gaya hidup yang aktif dan pola makan yang bijaksana. Hal ini tidak hanya berkontribusi pada tingkat harapan hidup yang tinggi, tetapi juga pada kualitas hidup yang lebih baik bagi mereka. Rahasia umur panjang warga Jepang memang patut dicontoh dan diadaptasi dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat di seluruh dunia.