Bangkok – Jafar Hidayatullah dan Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu harus mengakhiri perjalanan mereka di Thailand Masters 2025 dengan kekecewaan setelah tak mampu menghadapi tekanan dari kompatriotnya, Dejan Ferdiansyah dan Siti Fadia Silva Ramadhanti. Dalam pertandingan yang berlangsung ketat, pasangan unggulan enam tersebut harus mengakui keunggulan Dejan/Fadia setelah kalah dengan skor 21-13, 10-21, dan 15-21.
Laga semifinal yang berlangsung di Bangkok ini menyuguhkan perjalanan emosional bagi Jafar dan Felisha. Beberapa momen kunci dalam pertandingan menunjukkan betapa pentingnya kemampuan adaptasi dan konsistensi dalam permainan bulu tangkis. Jafar mengungkapkan rasa kecewa atas hasil tersebut, tetapi tetap bersyukur bisa mencapai semifinal. “Bukan hasil yang diinginkan tapi bukan hasil yang jelek bagi kami, bisa masuk ke semifinal,” ungkapnya.
Jafar menjelaskan, mereka sempat tampil dominan di gim pertama, tetapi situasi berubah drastis ketika masuk ke gim kedua dan ketiga. “Masuk gim kedua, kami balik tertekan karena perubahan pola lawan. Serangan mereka juga semakin kencang karena faktor lapangan yang menang angin,” tambah Jafar, memberikan penjelasan mengenai kesulitan yang dihadapi mereka di lapangan.
Felisha menambahkan, meski hasilnya mengecewakan, mereka tetap merasa bahwa peluang untuk menang sebenarnya ada. “Peluang menang sebenarnya ada tapi kami kalah hari ini, tidak apa-apa. Tiba-tiba jadi juara jadi kami bersyukur atas perolehan ini,” ungkapnya penuh semangat.
Kedua atlet ini juga memiliki pandangan optimis ke depan. Mereka bertekad untuk menjaga performa yang telah ditunjukkan dan memasang target tinggi untuk tahun 2025. “Target kami ingin bisa juara Super 300 tahun ini. Melihat dua turnamen di awal tahun 2025, kami yakin kami bisa bersaing di ganda campuran, tapi memang harus lebih kerja keras lagi di latihannya,” tegas Jafar saat berbicara tentang harapan mereka di sisa musim kompetisi.
Felisha menekankan pentingnya proses dan konsistensi. “Bagian dari proses kami, step by step, tidak ada yang instan. Pertandingan ke depan kami mau lebih konsisten dan prestasinya semakin naik,” jelasnya, menunjukkan dedikasi dan semangat juang yang tinggi.
Dalam konteks lebih luas, kinerja Jafar dan Felisha di Thailand Masters 2025 mencerminkan tantangan yang dihadapi atlet bulu tangkis Indonesia saat bersaing di kancah internasional. Seiring meningkatnya kualitas permainan dari lawan-lawan di tingkat global, kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat menjadi salah satu kunci kesuksesan. Keduanya diharapkan dapat belajar dari pengalaman ini untuk memperbaiki strategi dan teknik permainan mereka di turnamen-turnamen mendatang.
Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya persiapan dan respons terhadap perubahan dinamika di lapangan. Bagaimanapun, atlet muda ini menunjukkan sikap positif meski tidak meraih hasil maksimal di Thailand Masters 2025, dan harapan mereka untuk meraih gelar di turnamen Super 300 tetap menjadi motivasi yang kuat.
Kedepan, Jafar dan Felisha bertekad untuk lebih optimal dalam berlatih dan berkompetisi, dengan harapan dapat membawa pulang gelar yang diimpikan. Mereka akan terus menganalisis permainan dan meningkatkan performa, demi mencapai tujuan yang sudah mereka tetapkan di dunia bulu tangkis.