Jakarta – Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk menjaga kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar orang dewasa memprioritaskan waktu tidur antara tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Namun, bukan hanya durasi tidur yang perlu diperhatikan, posisi saat tidur juga memegang peranan penting dalam kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Dalam hal ini, apakah tidur telentang atau miring yang lebih baik? Berikut penjelasan dari para ahli.
Spesialis pengobatan tidur, dr. Dianne Augelli, menjelaskan bahwa setiap posisi tidur memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidur miring, misalnya, dikenal dapat membantu menjaga saluran udara tetap terbuka, yang penting bagi penderita sleep apnea. Selain itu, posisi tidur miring juga membantu mencegah cairan asam di lambung untuk naik kembali ke kerongkongan, sehingga bisa mengurangi risiko refluks asam.
Berikut adalah beberapa keuntungan tidur miring yang perlu diperhatikan:
- Membantu Mengatasi Sleep Apnea: Tidur miring memungkinkan saluran udara terbuka dan mengurangi risiko terjadinya apnea saat tidur.
- Memperbaiki Refluks Asam: Penelitian menunjukkan bahwa tidur miring ke kiri dapat meredakan gejala refluks asam, terutama di malam hari.
- Keamanan Selama Kehamilan: Posisi ini juga dianggap lebih aman bagi ibu hamil, karena dapat meningkatkan aliran darah dan mengurangi risiko komplikasi tertentu.
Namun, posisi tidur miring juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain:
- Kesulitan Menjaga Keselarasan Tulang Belakang: Tidur miring dapat menyebabkan tekanan pada leher, punggung, dan pinggul, yang bisa memperburuk rasa sakit di area tersebut.
- Pembekakan atau Nyeri di Bahu: Posisi ini dapat menyebabkan ketegangan tambahan pada bahu yang menopang berat badan.
Di sisi lain, tidur telentang sering dianggap sebagai posisi terbaik dalam hal menjaga keselarasan tulang belakang. Ini adalah beberapa keuntungan dari tidur telentang:
- Memperbaiki Postur: Posisi ini membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang dan sendi, sehingga dapat meredakan nyeri punggung, leher, dan pinggul.
- Menjaga Aliran Darah yang Baik: Dengan posisi ini, tidak ada kompresi tambahan pada organ internal.
Namun demikian, tidur telentang juga memiliki sejumlah kelemahan. Menurut dr. Augelli, posisi ini dapat meningkatkan masalah pernapasan seperti mendengkur dan sleep apnea. Saat tidur telentang, gaya gravitasi dapat menarik jaringan di mulut dan tenggorokan, mempersempit saluran napas. Selain itu, posisi ini dapat memperburuk frekuensi dan keparahan refluks asam, karena cairan lambung lebih mudah mengalir ke kerongkongan.
Berikut adalah beberapa kelemahan tidur telentang:
- Risiko Mendengkur: Tidur telentang bisa menyebabkan atau memperburuk kondisi mendengkur.
- Memperparah Sleep Apnea: Orang yang menderita sleep apnea cenderung mengalami gejala lebih parah saat tidur dengan posisi ini.
- Refluks Asam yang Lebih Buruk: Posisi ini dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Untuk mencapai kualitas tidur yang baik, penting untuk menemukan posisi yang nyaman dan tidak memicu masalah kesehatan. Bagi mereka yang tidur telentang, penggunaan bantal yang tepat dapat membantu menjaga keselarasan tulang belakang. Misalnya, bantal bisa digunakan di bawah leher dan punggung bawah untuk memberi dukungan tambahan. Sementara itu, bagi mereka yang lebih nyaman tidur miring, penting untuk memperhatikan posisi leher agar tidak mengalami ketegangan.
Oleh karena itu, baik tidur telentang maupun miring memiliki dampak yang berbeda pada kesehatan. Mengetahui kebutuhan individu masing-masing dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan bisa menjadi langkah yang baik untuk meningkatkan kualitas tidur. Dengan cara ini, seseorang dapat menemukan posisi tidur yang paling sesuai dengan kondisi fisik mereka, sehingga dapat mendukung kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan.
