Tiga Alasannya, Publik Salah Paham Jordi Onsu Mualaf?

Jordi Onsu, adik dari Ruben Onsu, menjadi sorotan publik terkait isu agama. Meskipun Jordi belum secara resmi mengumumkan bahwa dirinya mualaf, banyak kalangan yang menganggap demikian. Ada beberapa alasan yang mendasari pandangan tersebut, yang semakin diperbincangkan di berbagai platform media. Berikut ini adalah tiga alasan utama mengapa publik sering menganggap Jordi Onsu menjadi mualaf.

Pertama, kehadiran Jordi Onsu di kajian Islam. Belum lama ini, ia sempat mengungkapkan dalam sebuah percakapan dengan Irish Bella bahwa dirinya menghadiri kajian Islam, khususnya yang berfokus pada tafakur. Momen ini menjadi viral, dan banyak orang mulai berspekulasi tentang minatnya terhadap Islam. Tafakur, yang merupakan istilah dalam bahasa Arab, melibatkan kegiatan merenung yang sering dilakukan oleh umat Muslim. Meskipun Jordi menjelaskan bahwa kehadirannya di kajian tersebut bukan bertujuan untuk mempelajari agama Islam, banyak yang menafsirkan hal ini sebagai upaya dirinya untuk mendalami spiritualitas Islam.

Kedua, keinginan Jordi untuk berbuka puasa di Makkah. Dalam sebuah pernyataan yang kemudian viral, Jordi mengungkapkan rasa ingin tahunya terhadap pengalaman berbuka puasa di Tanah Suci. Dia menyatakan bahwa atmosfer di Makkah pada saat Ramadan sangat unik dan memberikan ketenangan tersendiri. “Senang, gue nggak tahu kenapa kalau bulan puasa hawanya beda,” ungkapnya. Meskipun Jordi dikenal sebagai seorang Kristiani, pernyataannya ini menunjukkan kecintaannya terhadap momen Ramadan dan nuansa berbeda yang ditawarkannya. Hal ini memberikan kesan bahwa ia mempunyai ketertarikan khusus terhadap praktik ibadah dalam Islam, yang semakin memperkuat spekulasi bahwa ia mungkin sedang mempertimbangkan untuk berpindah agama.

Ketiga, tindakan Jordi dalam bersedekah dan wakaf. Jordi Onsu telah dikenal sebagai sosok yang rutin bersedekah, termasuk berbuat baik bagi mereka yang beragama Islam. Baru-baru ini, ia mewakafkan Al Quran dan alat salat, tindakan yang mencuri perhatian banyak orang. Saat menjelaskan tindakan tersebut, Jordi menyebutkan wasiat mendiang ibunya, Helmiah Chalifah, yang beranggapan bahwa wakaf adalah cara yang baik untuk memberikan sesuatu yang lestari. Hal ini menambah dimensi baru pada pandangan publik terhadapnya, terutama mengingat latar belakang agama ibunya yang beragama Islam. Keterikatan emosional dengan agama Islam melalui ibunya ini memberikan nuansa mendalam terhadap tindakan yang dilakukan.

Ketiga alasan ini, yaitu kedekatan Jordi Onsu dengan kajian Islam, keinginannya untuk berbuka puasa di Makkah, serta tindakan wakaf Al Quran dan alat salat, semuanya memberikan indikasi adanya ketertarikan dan penghargaan terhadap Islam. Meskipun Jordi belum mengkonfirmasi status agamanya, tindakan dan pernyataannya menunjukkan bahwa ia memiliki pandangan dan pengalaman yang positif terhadap agama tersebut. Hal ini membuat banyak orang berspekulasi mengenai potensi perpindahan agamanya.

Dengan demikian, meski berita mengenai Jordi Onsu yang dianggap mualaf beredar luas, penting untuk melihatnya dari perspektif yang lebih objektif. Penjelasan langsung dari Jordi bisa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keyakinan dan spiritualitasnya. Pengamatan publik terhadap tindakan Jordi Onsu mencerminkan ketertarikan banyak orang tentang hubungan antaragama dan bagaimana individu dapat menghargai praktik spiritual dari kepercayaan lain.

Berita Terkait

Back to top button