
Tiga gempa bumi susulan kembali mengguncang Tapanuli Utara, Sumatra Utara, pada Selasa sore, 18 Maret 2023. Kejadian ini menambah deretan bencana alam di wilayah tersebut, yang telah mengalami sejumlah gempa bumi sebelumnya dalam satu hari. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tiga gempa susulan terjadi dalam selisih waktu yang tidak lama.
Gempa susulan pertama tercatat pada pukul 17.21 WIB dengan magnitudo 2,4. Titik gempa berada di koordinat 1,86 derajat Lintang Utara dan 99,03 derajat Bujur Timur, berjarak sekitar 18 kilometer arah Tenggara dari wilayah Tapanuli Utara. Dua menit setelahnya, pada pukul 17.24 WIB, gempa susulan kedua terjadi dengan magnitudo 2,3. Gempa ini terpantau di koordinat 1,91 derajat Lintang Utara dan 99,05 derajat Bujur Timur, berjarak 15 kilometer dari lokasi yang sama.
Gempa susulan ketiga terjadi pada pukul 18.12 WIB dengan magnitudo 2,2. Titiknya berada di koordinat 1,88 derajat Lintang Utara dan 99,07 derajat Bujur Timur, berjarak 19 kilometer arah Tenggara dari Tapanuli Utara. Meskipun kekuatan ketiga gempa susulan ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua gempa utama yang terjadi lebih awal hari itu, yaitu pada pukul 05.22 WIB dan 05.23 WIB dengan magnitudo masing-masing 5,5 dan 5,6, namun kedalaman gempa susulan terpantau dangkal, sekitar 5 kilometer.
Sebelumnya, wilayah Tapanuli Utara mengalami enam kali gempa dalam waktu kurang dari dua jam, menyebabkan ketidakpastian dan kepanikan di kalangan warga. Dua gempa utama terjadi berurutan dengan selisih waktu hanya 56 detik, diikuti oleh empat gempa susulan yang terus mengguncang ketenangan warga. Setelah gempa utama, BMKG mencatat bahwa gempa susulan terbesar memiliki magnitudo 3,4 dan yang terkecil 2,1. Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi resmi mengenai dampak luas dari tiga gempa susulan tersebut.
Kepala Balai Besar MKG Wilayah I, Hendro Nugroho, memberikan peringatan bagi masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan selanjutnya. Dia menyatakan bahwa warga Tapanuli Utara dan sekitarnya harus menghindari bangunan yang mengalami kerusakan serius.
Selain itu, warga yang tinggal di sekitar daerah rawan longsor juga diminta untuk mencari tempat yang lebih aman. “Jika terjadi gempa kembali, segera cari tempat terbuka dan jauhi bangunan yang berpotensi roboh,” imbuhnya.
Seiring dengan gempa yang terjadi, pendataan jumlah total korban serta kerusakan fasilitas umum dan rumah penduduk masih berlangsung. Hingga saat ini, polisi mencatat bahwa bencana ini telah menelan satu korban jiwa, seorang wanita bernama Kartini Manalu (70), dan suaminya, Hulman Hutabarat (67), mengalami luka-luka akibat rumah mereka yang tertimpa longsoran tebing saat tertidur.
Bencana alam ini juga berdampak pada transportasi, dengan munculnya tanah longsor di beberapa titik jalan lintas Sumatera. Longsoran dilaporkan di Desa Hutabarat dan Desa Lobupining, yang menghambat akses transportasi di daerah tersebut. Seluruh fasilitas umum, termasuk kantor kepala desa dan jembatan, juga mengalami kerusakan parah. Jalur transportasi di kawasan itu mengalami retakan, dan beberapa tiang listrik tumbang.
Kondisi saat ini masih memerlukan perhatian dan tindakan cepat oleh pihak berwenang guna memastikan keselamatan dan keamanan warga Tapanuli Utara. Saat ini, masyarakat diimbau untuk bersiap menghadapi potensi gempa susulan dan melaporkan jika menemukan kerusakan atau situasi darurat.