
Mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang setiap tahunnya, terutama saat Ramadan. THR sering kali digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan menyambut hari raya, seperti membeli pakaian baru dan berbagi kebahagiaan dengan orang-orang tercinta. Namun, sayangnya, euforia menyambut hari raya sering kali mengakibatkan banyak orang merasa boncos setelah mendapatkan THR. Kepala IPOT Fund, Dody Mardiansyah, mengingatkan agar pengelolaan THR dilakukan dengan bijak agar manfaatnya tidak hilang dalam sekejap.
Dody mengungkapkan bahwa THR bisa menjadi tidak maksimal manfaatnya jika pengelolaannya tidak dilakukan secara tepat. “Tanpa perencanaan yang matang, uang segar ini bisa habis dalam hitungan hari,” katanya. Untuk membantu masyarakat agar THR tidak sekadar menjadi kenangan, berikut adalah lima cara cerdas yang dapat dilakukan.
Pertama, prioritaskan pengeluaran dan jangan tergoda untuk mengikuti tren. Sebelum mulai berbelanja, penting untuk membuat daftar kebutuhan yang benar-benar mendesak. Misalnya, jangan sampai terpengaruh untuk membeli barang mahal hanya karena ada diskon besar. Fokuslah pada pengeluaran yang harus dipenuhi seperti zakat fitrah, bahan makanan, dan pakaian baru untuk Lebaran. Selain itu, ingatlah bahwa Lebaran juga adalah momen untuk berbagi, sehingga menyisihkan sebagian THR untuk orang tua, saudara, atau kegiatan amal sangat dianjurkan. Dengan merencanakan pengeluaran dengan baik, perayaan dapat membawa makna lebih daripada sekadar membeli barang.
Kedua, buat anggaran ketat agar tidak kelewat boros. Mengelola THR tidak hanya tentang membuat daftar, tetapi juga menentukan batasan anggaran yang jelas. Penetapan anggaran yang terstruktur akan memudahkan kontrol pengeluaran dan mengurangi risiko THR habis untuk keperluan yang tidak penting. “Dengan perencanaan yang tepat, kamu bisa memastikan THR digunakan secara bijak tanpa mengurangi hikmat dari berbagi,” tambah Dody.
Ketiga, simpan sebagian untuk masa depan dan pertimbangkan untuk berinvestasi. Banyak orang melihat THR sebagai dana untuk perayaan sementara, padahal ini adalah kesempatan bagus untuk menambah tabungan atau investasi. Menyisihkan minimal 10-20% dari THR untuk dana darurat atau investasi adalah langkah yang bijaksana. Ini akan membantu menciptakan stabilitas finansial di masa depan dan memberikan ketenangan saat menghadapi situasi mendesak.
Keempat, waspadai pembelian impulsif akibat diskon. Men menjelang Lebaran, berbagai diskon dan promo menarik sering kali menggiurkan, tetapi membeli barang hanya karena ada penawaran menarik bisa berujung pada penyesalan. Dody menekankan pentingnya untuk setia pada anggaran yang telah dibuat untuk menghindari pemborosan. “Jangan sampai THR habis untuk hal-hal yang tidak perlu,” tegasnya.
Kelima, ingat bahwa kehidupan masih berlanjut setelah Lebaran. Seringkali, fokus pada kemeriahan Lebaran membuat banyak orang melupakan tanggung jawab keuangan yang datang setelahnya, seperti tagihan dan kebutuhan sehari-hari. Dody berpesan agar THR tidak dianggap sebagai uang yang datang dan pergi; dengan perencanaan dan pengelolaan yang tepat, Lebaran dapat dirayakan dengan bahagia tanpa harus takut akan kekurangan di kemudian hari.
Dengan menerapkan lima cara ini, diharapkan masyarakat dapat mengelola THR dengan bijak, menikmati momen Lebaran, dan tetap memiliki keuangan yang sehat setelah perayaan. Perencanaan keuangan yang matang tidak hanya memprioritaskan moment saat hari raya, tetapi juga membangun masa depan yang lebih stabil dan aman.