Titiek Puspa: Cucu Belajar Ilmu Damai, Pentingnya Memaafkan

Dhio, cucu dari legenda musik Indonesia Titiek Puspa, baru-baru ini membagikan kenangan berharga tentang almarhumah neneknya yang mengajarkan prinsip kehidupan yang penuh dengan kedamaian. Sebuah pesan penting dari Titiek Puspa yang ingin diwariskan kepadanya adalah tentang betapa pentingnya memaafkan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Dalam pernyataannya, Dhio mengungkapkan bahwa Titiek Puspa selalu menekankan pentingnya untuk tidak ragu dalam memberikan maaf. “Kalau pesan dari Eyang yang mau saya sampaikan ke teman-teman semua, kalau masalah maaf memaafkan kita harus duluan, entah kita yang salah ataupun orang lain. Itu bisa menjadi contoh yang damai,” ujarnya saat pemakaman neneknya di TPU Tanah Kusir, Bintaro, Jakarta Selatan. Kegiatan pemakaman tersebut dihadiri oleh ratusan pelayat yang menunjukkan betapa cintanya masyarakat terhadap sosok Titiek Puspa.

Kehadiran banyak pelayat merupakan refleksi dari pengaruh positif yang ditinggalkan oleh Titiek Puspa sepanjang hidupnya. Dhio menceritakan betapa besar jiwa neneknya yang mencintai semua orang dan menjadikan dirinya bukan hanya sebagai nenek bagi cucu-cucunya, tetapi juga sebagai sosok yang dapat memberikan inspirasi dan contoh bagi banyak orang. “Eyang itu bukan cuma buat cucu-cucunya saja, tapi Eyang buat semua, mungkin karena jiwanya begitu besar,” imbuh Dhio dengan penuh rasa syukur.

Sementara itu, Sumarningsih, adik dari Titiek Puspa, mencurahkan isi hatinya tentang sosok sang kakak. Ia mengatakan, MBak Titiek bukan hanya sebagai kakak, melainkan juga sebagai sosok ibu dan teman. “Mbak Titiek itu sebagai kakak, sebagai ibu, sebagai teman, ya sebagai macam-macam karena kalau sebagai teman bisa diajak ngobrol, dan kalau sebagai adik bisa disayangi adiknya,” tuturnya. Ucapan dari Sumarningsih ini menunjukkan betapa dekatnya hubungan di antara mereka, serta dampak positif yang dihasilkan oleh Titiek Puspa dalam kehidupan keluarganya.

Titiek Puspa mengembuskan napas terakhir setelah tiga pekan menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat pendarahan otak kiri. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan seluruh penggemarnya. Ia dimakamkan dengan penuh hormat di TPU Tanah Kusir Blok AA1-Bled 48 yang berlokasi di Bintaro, Jakarta Selatan.

Di balik kesedihan tersebut, ada harapan yang tercermin melalui ajaran Titiek Puspa. Dia dikenal tidak hanya sebagai penyanyi yang memiliki suara merdu, tetapi juga sebagai sosok yang bijak dalam menanggapi konflik dan perseteruan yang ada di sekelilingnya. Pesannya untuk mudah memaafkan menjadi penanda dalam perjalanan hidup banyak orang yang pernah mengenal dan mengagumi karyanya.

Kedamaian dan cinta yang diajarkan Titiek Puspa kepada keluarganya dan masyarakat adalah warisan yang berharga. Pesan tersebut kini dilanjutkan oleh cucunya Dhio, yang bertekad untuk menyebarkan prinsip memaafkan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. “Kita perlu memberi ruang bagi orang lain untuk berbuat salah dan kita juga perlu memaafkan kekurangan diri sendiri,” tambah Dhio, menutup pemikirannya.

Dengan mengenang kebaikan dan kebijaksanaan Titiek Puspa, semoga masyarakat dapat mengambil hikmah dari ajarannya dan menjadikan dunia ini tempat yang lebih damai dan penuh kasih. Pesan tentang pentingnya memaafkan adalah suatu dorongan untuk kita semua agar dapat hidup dengan lebih harmonis, tidak hanya di antara anggota keluarga, tetapi juga di tengah masyarakat yang lebih luas.

Berita Terkait

Back to top button