Tradisi Buka Bersama: Meja Panjang Bukber di Mesir dan Lainnya!

Selama bulan Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia merayakan momen berbuka puasa dengan cara yang beragam dan unik. Di Indonesia, tradisi buka puasa seringkali dimeriahkan dengan hidangan takjil seperti kolak, es buah, dan gorengan. Namun, praktik berbuka puasa ini tidak terbatas hanya di Indonesia. Banyak negara lain pun memiliki tradisi mereka masing-masing yang sarat dengan nilai kebersamaan dan kekayaan kuliner.

Di Malaysia, misalnya, bulan Ramadan dirayakan dengan semarak melalui bazaar Ramadan yang menjajakan berbagai makanan lezat. Di sini, masyarakat dapat menemukan hidangan khas seperti bubur lambuk, ayam percik, dan nasi lemak. Kegiatan berbuka puasa sering dilakukan bersama di masjid atau rumah, dengan banyak acara buka puasa gratis untuk masyarakat yang kurang mampu.

Arab Saudi juga dikenal dengan tradisi berbuka puasa yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad. Umat Muslim di sana biasanya memulai buka puasa dengan mengonsumsi kurma dan air zamzam, sebelum menikmati hidangan utama seperti nasi kabsa, samboosa, dan sup lentil. Masjid-masjid di Arab Saudi sering menyediakan makanan gratis bagi para musafir dan penduduk setempat, melambangkan semangat berbagi selama Ramadan.

Sementara itu, Turki menyajikan pengalaman buka puasa yang meriah. Selain menikmati sup lentil dan pide Ramadan, tradisi penabuh drum keliling menjelang waktu berbuka menambah suasana khas Ramadan. Masyarakat Turki juga sering berbagi makanan dengan tetangga, menciptakan ikatan kebersamaan yang kuat.

Di Mesir, uniknya, tradisi buka puasa yang dikenal sebagai mawaid al-rahman menyajikan meja panjang di jalan-jalan yang disediakan untuk berbuka bersama, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Hidangan seperti harira, fuul, dan koshari menjadi makanan khas saat berbuka, sementara suasana diramaikan dengan lampu hias fanoos Ramadan.

Pakistan memiliki cara sendiri untuk merayakan buka puasa, yang dimulai dengan kurma dan air. Setelah itu, masyarakat menikmati makanan ringan seperti pakora dan chana chaat, sebelum menyantap hidangan utama seperti biryani atau kari dengan roti naan. Masjid juga tak ketinggalan mengadakan penyediaan makanan gratis untuk masyarakat.

Maroko memperkuat tradisi berbuka puasa dengan harira dan kurma sebagai pembuka, diikuti oleh tajine dan chebakia sebagai hidangan utama dan pencuci mulut. Di sini, berbagi makanan dengan tetangga menjadi salah satu cara untuk merayakan Ramadan, menunjukkan nilai-nilai kebersamaan yang tercinta dalam kultur Maroko.

Uni Emirat Arab memiliki cara yang khas dalam merayakan buka puasa melalui tenda mewah bernama majlis, yang menyajikan hidangan seperti harees dan thareed. Kandidat makanan beraneka ragam ditawarkan, dan banyak individu maupun perusahaan berpartisipasi dengan membagikan paket makanan gratis sebagai bentuk solidaritas selama bulan suci.

Tradisi buka puasa yang dilakukan di berbagai negara ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam kebiasaan dan hidangan, inti dari momen berbuka puasa tetaplah sama: menciptakan kebersamaan dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Hal ini menjadikan Ramadan sebagai waktu yang penuh makna bagi seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Sungguh sebuah perayaan yang tidak hanya menekankan aspek spiritual, tetapi juga aspek sosial dan budaya yang memperkaya pengalaman berbuka puasa di setiap sudut dunia.

Berita Terkait

Back to top button