Idul Fitri atau Lebaran merupakan momentum yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Meskipun penyelenggaraannya memiliki inti yang sama—yaitu menandai berakhirnya bulan suci Ramadan—setiap negara memiliki tradisi unik yang memperkaya perayaan tersebut. Berikut adalah beberapa tradisi khas Idul Fitri dari berbagai negara yang patut dihormati dan menarik untuk disimak.
Di Uni Emirat Arab (UEA), perayaan Idul Fitri tidak hanya diisi dengan kegiatan keluarga, tetapi juga melibatkan masyarakat luas. Keluarga-keluarga menghias rumah dengan permadani dan spanduk warna-warni, menciptakan suasana yang semarak. Selain itu, taman dan arena publik dipenuhi bendera serta berbagai dekorasi festival, memungkinkan masyarakat untuk merayakan bersama. Salah satu tradisi terkenal dari UEA adalah menghias tangan wanita dengan henna, sebuah simbol kecantikan dan penyembuhan.
Beranjak ke Turki, di mana Idul Fitri dikenal sebagai Seker Bayramı atau "Festival Gula." Perayaan ini berlangsung selama tiga hari, di mana anak-anak berkunjung ke rumah kerabat untuk mendapatkan permen, baklava, dan berbagai hidangan manis lainnya. Mencium tangan orang yang lebih tua juga merupakan tradisi yang sangat dihormati, sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang.
Kemudian, di Islandia, tantangan unik dihadapi para Muslim saat Ramadan dengan jam puasa yang bisa mencapai 22 jam sehari. Ketika Idul Fitri tiba, komunitas Muslim berkumpul di masjid Reykjavik, membawa hidangan dari berbagai budaya, termasuk masakan Indonesia, Mesir, dan Eritrea, menambah keragaman cita rasa pada perayaan tersebut.
Sementara itu, di Maroko, Idul Fitri lebih difokuskan pada kebersamaan dan makanan. Keluarga-keluarga mengadakan hidangan khas seperti daging domba, kuskus, dan kurma setelah melaksanakan salat subuh. Makanan manis seperti ma’amoul, kue rempah dengan isian kurma, merupakan simbol dari perayaan yang sederhana namun penuh makna.
Di Dakar, Senegal, ribuan Muslim berkumpul di pantai untuk melaksanakan salat Idul Fitri, mengenakan pakaian putih dan menikmati keindahan suasana sambil merayakan bersama. Tradisi ini membawa spirit spiritual dan komunitas yang khas di kawasan tersebut.
Selanjutnya, di Mesir, perayaan diisi dengan berkumpul bersama keluarga dan menikmati hidangan khas seperti fatta, dan kunafa. Kue kahk, yang berupa kue isi kacang dengan taburan gula halus, juga sangat populer dan mencirikan kemeriahan Idul Fitri. Banyak orangtua tidak lupa untuk membeli pakaian baru bagi anak-anak sebagai simbol perayaan.
Di Arab Saudi, perayaan dimulai dengan observasi hilal yang menandai bulan baru. Masyarakat merayakan Idul Fitri dengan berpesta, bertukar hadiah, dan menyambut keluarga. Tradisi lain yang menonjol adalah balap unta dan pertunjukan tarian tradisional, bersama dengan festival kembang api yang menghiasi langit malam.
Unik juga adalah tradisi Tokhm-Jangi di Afghanistan, yang merupakan pertempuran telur rebus. Dalam permainan ini, telur yang telah dicat dipakai untuk saling memecahkan, suatu permainan yang membawa keceriaan bagi anak-anak.
Di Selandia Baru, Idul Fitri dirayakan dengan perpaduan antara budayanya dengan budaya Muslim. Di Auckland, misalnya, perayaan diadakan di Eden Park dengan beragam kegiatan seperti karnaval, kios makanan halal, dan permainan interaktif yang mencerminkan keberagaman masyarakat.
Di Indonesia, Halal Bihalal muncul sebagai tradisi yang khas, di mana orang-orang saling bermaafan setelah melaksanakan salat Id. Hidangan Lebaran seperti ketupat, opor ayam, dan rendang tak pernah absen dari meja makan. Kue Lapis Legit, yang berwarna-warni dan berlapis-lapis, menjadi pencuci mulut yang sangat dinanti.
Setiap negara mempersembahkan keunikan yang menyentuh dalam merayakan Idul Fitri, menggambarkan kebersamaan, kasih sayang, dan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan. Tradisi ini tidak hanya mempertegas identitas budaya masing-masing, tetapi juga menyebarkan pesan perdamaian di seluruh dunia.