
Serangan udara Amerika Serikat (AS) di Yaman telah menewaskan setidaknya 53 orang, di antaranya lima anak dan dua wanita, menurut laporan kementerian kesehatan Houthi. Serangan yang terjadi pada hari Sabtu, 15 Maret 2025, merupakan respons AS terhadap tindakan Houthi yang dinilai mengancam pengiriman barang di Laut Merah. Kementerian kesehatan Houthi juga menyatakan bahwa 98 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut, menambah angka tragis dari konflik yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun di negara yang dilanda perang ini.
Dengan berlandaskan data yang dirilis, Houthi mengonfirmasi bahwa di antara mereka yang tewas terdapat beberapa tokoh penting dalam organisasi tersebut, meskipun mereka belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas atau posisi para pemimpin yang dimaksud. Situasi ini menunjukkan bagaimana konflik di Yaman tidak hanya mengakibatkan kerugian di pihak Houthi, tetapi juga mengarah pada dampak terhadap warga sipil yang tidak terlibat.
Dalam komentarnya, pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi menyatakan bahwa kelompoknya akan menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah sebagai balasan atas serangan tersebut. Dia menegaskan, aksi yang dilakukan AS tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan, dan ancaman untuk menyerang kapal milik AS mencerminkan eskalasi ketegangan yang semakin mendalam di kawasan tersebut.
Selain itu, AS menegaskan bahwa serangan tersebut dirancang untuk melumpuhkan kekuatan militer Houthi. Penasihat Keamanan Nasional AS, Michael Waltz, berkomentar bahwa serangan itu bertujuan untuk menargetkan banyak pemimpin Houthi dan memberikan sinyal tegas kepada Iran mengenai keterlibatannya dalam konflik. Dalam sebuah wawancara di Fox News, Waltz mengatakan, "Kami baru saja menyerang mereka dengan kekuatan yang sangat besar dan memberi tahu Iran bahwa sudah cukup."
Berikut adalah beberapa poin penting terkait serangan tersebut dan situasi di Yaman:
- Jumlah Korban: 53 orang tewas, termasuk lima anak dan dua wanita.
- Jumlah yang Terluka: 98 orang mengalami luka-luka akibat serangan.
- Tujuan Serangan: AS menargetkan pemimpin Houthi untuk melumpuhkan organisasi tersebut dan membebaskan jalur perairan di Laut Merah.
- Tanggapan Houthi: Ancaman untuk menyerang kapal AS sebagai balasan atas serangan yang berkelanjutan.
- Eskalasi Konflik: Serangan baru AS dilaporkan terjadi di Al Jaouf dan Hudaydah pada 17 Maret 2025.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menegaskan komitmen untuk melanjutkan kampanye serangan hingga Houthi menghentikan serangan mereka. Dia menekankan bahwa operasi ini tidak hanya tentang menghancurkan kekuatan Houthi, tetapi juga tentang menjaga kebebasan navigasi di wilayah tersebut.
Sementara itu, dampak kemanusiaan dari konflik ini terus bertambah, dengan banyak warga sipil yang menjadi korban. Yaman telah berada dalam keadaan krisis kemanusiaan yang parah selama beberapa tahun terakhir, di mana jutaan orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Pasokan makanan yang terbatas, layanan kesehatan yang tidak memadai, dan infrastruktur yang hancur menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi penduduk sipil di negara tersebut.
Serangan terbaru ini menyoroti kompleksitas dan kesulitan yang dihadapi oleh rakyat Yaman, di tengah upaya internasional untuk mencapai perdamaian. Komunitas internasional menyerukan dialog dan penyelesaian damai, namun dengan meningkatnya serangan dan balasan seperti yang terlihat saat ini, harapan untuk perdamaian tampak semakin jauh. Serangkaian insiden ini menjadi pengingat bahwa konflik yang berkepanjangan sering kali melibatkan dampak yang tragis bagi mereka yang tidak bersalah.