Tragedi: Israel Bunuh Puluhan Warga Palestina dalam 24 Jam!

Sedikitnya 60 warga Palestina tewas dan 162 lainnya luka-luka dalam serangan mendalam yang diluncurkan oleh pasukan Israel di Gaza dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa peristiwa tragis ini menjadi salah satu dari banyak serangan yang telah mengakibatkan banyak nyawa melayang di wilayah yang sudah tertekan ini.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa seiring dengan berlangsungnya serangan udara, sedikitnya 30 warga Palestina tewas sejak fajar. Situasi ini mengundang perhatian global dan kecaman dari berbagai organisasi internasional. Philippe Lazzarini, kepala badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), mengonfirmasi bahwa lebih dari 100 anak telah tewas setiap hari sejak serangan dimulai kembali pada 18 Maret, sebuah angka yang sangat memprihatinkan dan mencerminkan dampak besar pada populasi sipil di Gaza.

Menurut UNICEF, lebih dari satu juta anak di Gaza telah terputus dari bantuan kemanusiaan selama lebih dari sebulan terakhir. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar mengenai keselamatan dan kesejahteraan anak-anak di wilayah konflik. Dalam keadaan seperti ini, penyaluran bantuan kemanusiaan menjadi tantangan yang semakin sulit.

Bukti video baru juga telah muncul yang menunjukkan serangan yang diarahkan ke ambulans oleh pasukan Israel, yang menyebabkan kematian 15 pekerja penyelamat Palestina. Video tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa ambulans yang diserang dilengkapi dengan tanda-tanda yang terlihat dan lampu darurat yang menyala. Bukti ini bertentangan dengan klaim Israel bahwa kendaraan tersebut ditargetkan karena berperilaku mencurigakan. Hal ini menjadi sorotan serius atas pelanggaran hukum internasional yang mungkin dilakukan dalam konteks konflik yang berkepanjangan ini.

Dalam video, rekaman menunjukkan saat-saat kritis di mana tim penyelamat terjebak dalam situasi berbahaya. Video yang diambil oleh salah satu petugas yang tewas itu menggambarkan bagaimana mereka berusaha memberikan bantuan dengan penuh risiko kepada korban konfrontasi. Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan bahwa penyerangan terhadap ambulans yang merupakan bagian dari misi kemanusiaan merupakan tindakan kejahatan perang yang tak termaafkan.

Sebagai tanggapan, Hamas menilai munculnya rekaman tersebut sebagai bukti yang tak terbantahkan mengenai penargetan sistematis personel kemanusiaan oleh tentara Israel. Mereka menyebut tindakan tersebut sebagai pembunuhan berencana yang jelas melanggar hukum internasional.

Lazzarini memperingatkan bahwa di antara korban yang tewas terdapat petugas UNRWA. Dalam sebuah unggahan di media sosial, ia menyatakan bahwa jenazah seorang koleganya yang terbunuh di Rafah telah ditemukan dan mencerminkan pelanggaran berat terhadap martabat manusia. Martin Griffiths, mantan kepala kemanusiaan PBB, juga mengecam pembunuhan tersebut dan menganggapnya sebagai kejahatan perang yang sangat mungkin terjadi.

Sejak gencatan senjata berakhir dan pengeboman dilanjutkan, PBB melaporkan bahwa lebih dari 142.000 warga Palestina telah mengungsi dari tempat tinggal mereka. Krisi ini semakin menambah kerumitan di tengah situasi kemanusiaan yang telah parah akibat konflik berkepanjangan.

Alasan di balik serangan yang terus berlanjut dan peningkatan jumlah korban sipil menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di level internasional. Dalam diskusi tentang perlindungan terhadap warga sipil, sangat penting untuk mengingat bahwa setiap tindakan militer dalam konteks konflik harus mematuhi prinsip-prinsip humanitas dan hukum internasional.

Di tengah tragedi ini, perhatian dunia mengenai situasi di Gaza semakin meningkat, dengan banyak panggilan untuk diakhirinya kekerasan dan penegakan hak asasi manusia bagi seluruh penduduk yang terjebak dalam konflik ini.

Berita Terkait

Back to top button