Dunia

Tragedi Maha Kumbh Mela: 30 Tewas Terinjak di Kerumunan India

Setidaknya 30 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam tragedi memilukan ketika festival keagamaan Maha Kumbh Mela di Prayagraj, Uttar Pradesh, India, berlangsung pada Rabu (29/1/2025). Insiden ini terjadi akibat lonjakan massa yang tidak dapat diatasi oleh barikade polisi, menyebabkan banyak peziarah terhimpit dan terinjak dalam kerumunan yang bergegas menuju sungai untuk melakukan ritual mandi suci.

Festival Maha Kumbh Mela adalah salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia, yang diadakan setiap 12 tahun dan dihadiri oleh puluhan juta peziarah Hindu. Edisi kali ini menjadi lebih istimewa karena berlangsung sekali dalam 144 tahun. Para peziarah yang hadir berharap untuk mendapatkan berkah melalui ritual suci ini, yang menjadi momen puncak keagamaan bagi umat Hindu.

Tragedi terjadi ketika para peziarah yang sedang tidur dan duduk di tanah di sekitar area ritual, mendapati gelombang besar peziarah datang secara mendadak dalam suasana gelap. Renu Devi (48), seorang peziarah yang selamat, dengan jelas menggambarkan tahapan yang mencekam saat semua orang di sekitarnya terjatuh, diinjak-injak oleh kerumunan yang berusaha maju. “Seluruh kerumunan jatuh menimpa saya, menginjak-injak saya saat mereka bergerak maju,” ungkapnya.

Tim penyelamat segera ditugaskan untuk mengevakuasi korban, dengan polisi membawa tandu berisi jenazah yang dibungkus selimut. Di lokasi kejadian, barang-barang pribadi seperti pakaian dan sepatu berserakan, menunjukkan betapa cepatnya situasi berbalik menjadi kacau. Perwira polisi senior Vaibhav Krishna mengkonfirmasi bahwa jumlah korban tewas mencapai 30 orang, dan 90 orang lainnya harus dirawat di rumah sakit karena mengalami cedera.

Respons dari pemerintah juga mengalir. Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengungkapkan keprihatinannya dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. “Saya mendoakan agar semua yang terluka segera pulih,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, berjanji bahwa situasi sudah terkendali dan petugas medis memberikan perawatan bagi korban yang mengalami luka serius.

Di tengah tragedi, kritik muncul dari pemimpin oposisi Rahul Gandhi, yang menyebut bahwa pengelolaan festival lebih memprioritaskan kenyamanan tamu VIP daripada keselamatan pelaksanaan ritual bagi umat biasa. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana manajemen kerumunan yang seharusnya diterapkan dalam acara yang melibatkan jutaan orang.

Untuk menanggulangi situasi yang membahayakan, para pejabat mencoba mengalihkan arus massa dengan menginstruksikan peziarah untuk melakukan mandi di lokasi alternatif. Melalui pengeras suara, staf festival meminta agar semua peziarah mengikuti arahan petugas keamanan. Namun, ribuan peziarah tetap berusaha menerobos blokade yang ada demi mencapai sungai untuk melakukan ritual yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keyakinan mereka.

Maha Kumbh Mela direncanakan masih akan berlangsung selama enam minggu ke depan. Diharapkan jutaan umat Hindu akan terus berdatangan untuk mengikuti ritual suci ini. Pihak berwenang diharapkan dapat meningkatkan pengamanan yang ada untuk mencegah terulangnya tragedi serupa, yang tentunya akan menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggara festival di masa mendatang.

Dalam tragedi ini, warga negara dan pemimpin setempat diingatkan akan pentingnya keselamatan di tengah perayaan keagamaan besar. Momen bersejarah ini bukan hanya menjadi tempat berkumpulnya umat, tetapi juga harus menjadi langkah nyata untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan bagi setiap individu yang hadir.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button