Dunia

Trump: Joe Biden Lembek dalam Menanggapi Gencatan Senjata Gaza

Presiden Amerika Serikat yang baru dilantik, Donald Trump, mengeluarkan kritik tajam terhadap pendahulunya, Joe Biden, terkait perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Dalam pernyataannya di Ruang Oval, Trump menegaskan bahwa situasi saat ini hanya tercapai berkat intervensinya, dan mengekspresikan keyakinan bahwa jika dirinya tidak terlibat, para sandera dari Israel tidak akan bisa pulang.

Menurut Trump, kebijakan luar negeri Biden yang dianggapnya lembek menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Dia mengklaim, “Tidak seorang pun seharusnya mati. Namun karena lemahnya pendekatan pemerintah, mereka membiarkannya terjadi, kemudian itu menjadi bencana.” Ucapan ini mencerminkan pandangannya bahwa sikap tegas dan keterlibatannya dalam negosiasi sebelumnya mampu menjaga stabilitas dan mencegah konflik yang lebih besar.

Dalam konteks perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari 2025, Trump mengungkapkan keyakinan bahwa kesepakatan tersebut tidak akan pernah terlaksana jika dia tidak mengambil tindakan. “Hanya paksaan batas waktu sebagaimana saya lakukan yang menyelesaikannya,” katanya, menambahkan bahwa gencatan senjata tersebut membawa harapan bagi sandera yang kini mulai pulang.

Seiring dengan kritiknya, Trump juga menghadapi pertanyaan mengenai kemungkinan kunjungan ke Timur Tengah, yang dia katakan masih dalam rencana, namun tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Dia lebih menekankan bahwa Amerika Serikat sebaiknya tidak terlibat langsung dalam konflik tersebut. “Itu bukan perang kami, perang mereka,” ungkapnya, menunjukkan sikap yang lebih fokus pada peran AS sebagai mediator daripada sebagai aktor utama dalam konflik.

Sementara itu, Trump beranggapan bahwa meski kekuatan Hamas saat ini sudah melemah, potensi mereka untuk melawan Israel masih ada. Dia meragukan bahwa gencatan senjata yang ditandatangani akan bertahan lama. “Saya tidak yakin,” ujarnya ketika ditanya mengenai masa depan kesepakatan tersebut.

Dalam wawancara sebelumnya, Trump juga mengungkapkan harapannya untuk membantu pembangunan kembali Gaza setelah konflik yang berkepanjangan. Menyoroti keindahan alam region tersebut, dia menyebut Gaza memiliki pantai dan cuaca yang indah serta lokasi yang strategis. “Beberapa hal fantastis bisa dilakukan untuk Gaza. Beberapa hal indah bisa dilakukan untuk Gaza,” tuturnya, menunjukkan semangatnya untuk mempromosikan potensi pembangunan kawasan itu.

Pernyataan-pernyataan Trump ini datang di tengah ketegangan yang terus berlangsung di wilayah tersebut, yang melibatkan berbagai dinamika politik dan kekuatan militer. Kritiknya terhadap Biden menunjukkan perbedaan mencolok dalam pendekatan kebijakan luar negeri antara kedua presiden, di mana Trump lebih mengedepankan pendekatan keras dan langsung, sementara Biden cenderung memilih diplomasi.

Dalam konteks yang lebih luas, reaksi Trump terhadap kebijakan Biden juga mencerminkan kekhawatiran yang lebih besar di kalangan beberapa pihak di AS mengenai keamanan nasional dan kestabilan regional. Menyusul pernyataan-pernyataannya, tampaknya pertarungan narasi mengenai keberhasilan kebijakan luar negeri kedua presiden tersebut tidak akan mereda dalam waktu dekat.

Pendekatan yang diambil Trump menggambarkan keinginannya untuk menjadi suara yang kuat dalam isu-isu luar negeri, sekaligus menjadi penantang bagi Biden di panggung politik domestik. Waktu dan berhasilnya kebijakan yang diterapkan oleh masing-masing presiden akan menjadi faktor penting dalam membentuk opini publik dan arah kebijakan luar negeri AS di masa mendatang.

Guntur Wibowo

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button