Sains

Trump Rumor Libatkan Oracle Akuisisi TikTok, Data Diawasi Ketat!

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedang dalam proses perencanaan untuk melibatkan perusahaan teknologi Oracle dalam akuisisi TikTok, sebuah langkah yang bertujuan untuk memperketat pengawasan terhadap data pengguna aplikasi video pendek tersebut. Dalam negosiasi yang sedang berlangsung, perusahaan pemilik TikTok yang berbasis di China, ByteDance, diperkirakan akan tetap mempertahankan sebagian sahamnya di aplikasi ini.

Berdasarkan laporan yang diperoleh dari Reuters pada Minggu (25/1/2025), kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Gedung Putih dengan Oracle tersebut mencakup pengawasan terhadap pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak TikTok. Oracle, yang sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan TikTok untuk menyediakan infrastruktur web, akan mengambil peran penting dalam memastikan keamanan nasional terkait operasional TikTok di Amerika Serikat. Dalam konteks ini, strategi yang diusulkan oleh Trump berfokus pada penguatan kontrol atas data pengguna yang selama ini menjadi perhatian pemerintah AS terkait dengan potensi intervensi dari pihak China.

Adapun, ketentuan-ketentuan dalam kesepakatan masih dapat berubah. Satu sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut menyebutkan bahwa cakupan negosiasi seputar akuisisi ini kemungkinan besar akan melibatkan operasi TikTok tidak hanya di AS, tetapi juga di wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan kompleksitas dan pentingnya masalah privasi serta pengawasan data dalam hubungan internasional saat ini.

Dalam upaya akuisisi ini, beberapa investor AS juga dilaporkan terlibat dalam pembicaraan, termasuk Susquehanna International Group yang dimiliki oleh Jeff Yass, General Atlantic, Kohlberg Kravis Roberts (KKR), dan Sequoia Capital. Meski begitu, kelompok investor lain yang tertarik mengambil alih TikTok, seperti yang dipimpin oleh miliarder Frank McCourt dan kolaborasi dengan YouTuber terkenal Jimmy Donaldson atau Mr. Beast, tidak terlibat dalam negosiasi dengan Oracle.

Sejak tahun lalu, TikTok telah menjalin kerja sama dengan Oracle untuk menyimpan informasi pengguna yang berada di AS. Ini merupakan langkah strategis untuk meredakan kekhawatiran di Washington mengenai potensi campur tangan pemerintah China. Manajemen operasional TikTok dipastikan tetap berada di tangan pihak perusahaan, dengan Oracle akan menjalankan fungsi pengawasan yang ketat.

Pada hari Jumat sebelum laporan ini dirilis, pejabat dari Oracle serta Gedung Putih telah melakukan pertemuan untuk membahas kesepakatan potensial ini, dan pertemuan lebih lanjut direncanakan untuk minggu depan. Informasi terbaru menunjukkan bahwa Oracle berminat untuk memiliki saham TikTok dalam jumlah puluhan miliar, namun rincian akhir dari kesepakatan ini masih dalam pembahasan.

Trump sebelumnya mengemukakan keinginannya agar AS memiliki kendali kepemilikan sebanyak 50% dalam usaha patungan dengan TikTok, mencerminkan kekhawatirannya mengenai keamanan nasional. Pendekatan yang lebih ketat terhadap pengawasan data pengguna diharapkan dapat mengurangi risiko yang dihadapi Amerika Serikat terkait teknologi yang dikembangkan di negara lain, terutama di tengah ketegangan yang terus meningkat antara AS dan China.

Dalam konteks yang lebih luas, langkah ini tidak hanya menunjukkan ketegangan antara kedua negara, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya aspek keamanan data dalam perdagangan internasional. Akhirnya, keberlanjutan TikTok sebagai salah satu platform media sosial terbesar di dunia juga bergantung pada bagaimana kesepakatan ini dicapai dan implementasinya di lapangan, sehingga memungkinkan pengguna untuk tetap menikmati platform dengan rasa aman terhadap privasi data mereka.

Maya Putri

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button