Teknologi

Trump Siap Tentukan Nasib TikTok di AS dalam 30 Hari!

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan langkah-langkah yang akan diambil terkait nasib aplikasi TikTok di AS. Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada wartawan saat berada di atas pesawat Air Force One pada 25 Januari 2025, Trump menyatakan bahwa ia berencana untuk mengambil keputusan mengenai masa depan TikTok dalam waktu 30 hari. Pernyataan ini muncul setelah penutupan singkat platform yang dimiliki ByteDance, yang sempat terjadi setelah perusahaan tersebut tidak memenuhi tenggat waktu 19 Januari untuk mendivestasikan operasinya di Amerika.

Keputusan penutupan TikTok diambil setelah Mahkamah Agung AS menegakkan undang-undang federal yang mengharuskan ByteDance untuk menjual aplikasi populer tersebut kepada perusahaan AS. Pemerintah AS mengkhawatirkan isu keamanan nasional yang bisa ditimbulkan oleh aplikasi tersebut. Meskipun penutupan ini berlangsung singkat, TikTok kembali dioperasikan setelah Trump mengumumkan rencana untuk memperpanjang tenggat waktu kepatuhan selama 90 hari dan mempertimbangkan akuisisi oleh investor AS.

“Saya telah berbicara dengan banyak orang tentang TikTok, dan ada minat besar terhadap aplikasi tersebut. Jika kita dapat menyelamatkan TikTok, saya pikir itu akan menjadi hal yang baik,” ungkap Trump, seperti dilaporkan oleh RT. Minat investor AS terhadap TikTok kini semakin meningkat, dan berbagai perusahaan mulai menjajaki kemungkinan akuisisi.

Berita terbaru menyebutkan bahwa pemerintahan Trump sedang merundingkan perjanjian yang dapat memungkinkan ByteDance mempertahankan saham minoritas di TikTok. Di tengah negosiasi ini, perusahaan teknologi Oracle disebutkan menjadi salah satu kandidat yang bisa berperan dalam mengawasi pengumpulan data dan perangkat lunak TikTok. Meski begitu, Trump membantah keterlibatan Oracle dalam proses akuisisi ini.

“Saya tidak berbicara tentang Oracle. Banyak orang yang sangat penting telah berbicara kepada saya tentang pembelian TikTok dan saya akan membuat keputusan itu mungkin dalam waktu 30 hari ke depan,” tegas Trump. Diskusi terkait akuisisi juga melibatkan perusahaan-perusahaan lain, di antaranya Microsoft. Menurut laporan NPR, pertemuan untuk membahas masa depan TikTok di AS dijadwalkan akan berlangsung minggu depan.

Melalui pernyataannya, Trump juga menyarankan adanya gagasan usaha patungan yang membagi kepemilikan TikTok 50/50 antara ByteDance dan investor AS. Ia menjelaskan bahwa TikTok mungkin tidak akan memiliki nilai yang signifikan tanpa izin untuk beroperasi di AS, namun dapat meraih nilai hingga USD 1 triliun jika kesepakatan tercapai.

Di antara nama-nama yang muncul sebagai calon pembeli tidak hanya Microsoft, tetapi juga Elon Musk, CEO SpaceX dan pemilik platform media sosial X. Selain itu, kreator YouTube MrBeast dan miliarder Frank McCourt, yang mendirikan kelompok advokasi internet Project Liberty, juga tergolong dalam daftar orang berpengaruh yang berminat terhadap TikTok.

Walaupun pembicaraan mengenai akuisisi masih berlangsung, ByteDance belum memberikan konfirmasi resmi tentang apakah mereka akan setuju untuk menjual TikTok. Menariknya, laporan media mengindikasikan bahwa pemerintah Tiongkok tengah mempertimbangkan usulan tersebut sebagai langkah untuk mencegah aplikasi tersebut dilarang sepenuhnya di AS.

Dengan pertimbangan berbagai aspek, keputusan yang diambil oleh Trump dalam waktu 30 hari ke depan akan menjadi tonggak penting bagi keberadaan TikTok di pasar AS. Gejolak ini tidak hanya mempengaruhi pengguna aplikasi, tetapi juga para investor dan pelaku industri teknologi yang mengawasi perkembangan situasi ini dengan penuh perhatian. Dalam waktu dekat, pertemuan antara pihak-pihak terkait diharapkan bisa membawa kejelasan tentang masa depan TikTok di AS.

Dimas Harsono adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button