Kesehatan

Trump Sinyalkan AS Bisa Gabung WHO Lagi, Tapi Ada Syaratnya!

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan sinyal bahwa negara tersebut mungkin tetap bergabung dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun dengan beberapa syarat reformasi yang harus dipenuhi. Sinyal ini muncul setelah Trump sebelumnya menandatangani perintah eksekutif yang berisi keputusan untuk menarik AS dari WHO, keputusan yang diambil hanya beberapa jam setelah dilantik pada 20 Januari.

Menurut dua sumber yang mengetahui rencana tersebut, Trump meminta WHO melakukan reformasi secara menyeluruh, termasuk keinginan untuk menempatkan seorang warganya sebagai pemimpin badan kesehatan tersebut. Permintaan ini tercantum dalam dokumen yang dibagikan kepada penasihat sebelum pelantikan presiden.

Dokumen itu merekomendasikan agar AS menarik diri dari WHO dan memprioritaskan pendekatan yang lebih agresif untuk menangani institusi ini. Beberapa syarat yang diajukan Trump termasuk:

  1. Reformasi Kepemimpinan WHO: Trump mendorong pejabat AS untuk menjabat sebagai direktur jenderal WHO, setelah masa jabatan Tedros Adhanom Ghebreyesus berakhir pada 2027.

  2. Perubahan Struktur Internal: Trump menyatakan perlu adanya peninjauan kembali terhadap sistem dan organisasi dalam WHO agar lebih efektif dan transparan.

  3. Pengawasan Terhadap Pendanaan: Terlalu banyak prioritas lain yang dinilai telah mengalihkan perhatian WHO dari fokus utamanya dalam kesehatan global, sehingga ada kebutuhan untuk meninjau alokasi dana yang diterima dari AS.

Pernyataan Trump untuk mempertimbangkan kembali keanggotaan AS di WHO datang setelah banyak kritik yang dialami organisasi tersebut terkait penanganan pandemi COVID-19, yang menurut Trump, tidak dilakukan dengan baik dan terlalu dipengaruhi oleh negara-negara tertentu. WHO telah membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa investigasi yang menyeluruh dan transparan adalah proses yang diperlukan dalam mengatasi krisis kesehatan global.

Kepada Reuters, juru bicara Gedung Putih, Kush Desai, menyampaikan bahwa pemerintahan Trump akan terus meninjau badan layanan kesehatan saat ini untuk menerapkan reformasi yang dianggap perlu. "Tujuan kami adalah memastikan bahwa WHO benar-benar berfungsi sebagai organisasi yang siap menangani tantangan kesehatan global," ujar Desai.

Sebelum pengumuman tentang perintah eksekutif itu, Trump telah menyampaikan kekecewaannya terhadap WHO dalam beberapa kesempatan. Hal ini mencerminkan kekhawatiran bahwa badan tersebut tidak cukup independen dan sering kali terpengaruh oleh negara-negara besar. Langkah untuk menarik diri dari WHO berarti bahwa organisasi tersebut akan kehilangan penyandang dana terbesarnya pada Januari 2026. Ini kemungkinan akan memiliki dampak besar terhadap kemampuan organisasi dalam melakukan program-program kesehatan global.

Trump mengisyaratkan bahwa kembalinya AS menjadi anggota WHO akan sangat tergantung pada kemampuan organisasi untuk "dibersihkan". Meskipun belum ada rincian jelas mengenai langkah-langkah apa yang diperlukan untuk mencapai itu, proposal reformasi sudah dibahas sebelum Trump menjabat. Rumor ini menunjukkan ketidakpastian mengenai apakah administrasi Trump akan mengadopsi semua rekomendasi tersebut.

Dengan situasi kesehatan global yang semakin mendesak, terutama di tengah pandemi, keputusan Trump untuk mungkin tetap terlibat dengan WHO tetapi dengan syarat reformasi mencerminkan dinamika politik yang rumit. Ini juga menunjukkan bahwa hubungan internasional di bidang kesehatan akan terus menjadi perhatian, tidak hanya bagi AS tetapi juga bagi negara lainnya yang terpengaruh oleh keputusan tersebut.

Perkembangan ini diharapkan akan menjadi titik fokus diskusi dalam komunitas internasional, karena reformasi dan tata kelola kesehatan global sangat diperlukan untuk meningkatkan respons terhadap pandemi di masa depan.

Dina Anggraini adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button