Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengambil langkah yang mengejutkan dengan menandatangani perintah eksekutif untuk menarik AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Langkah ini telah diprediksi sebelumnya, mengingat Trump pernah memprotes organisasi kesehatan global tersebut selama masa jabatannya yang pertama. Namun, pertanyaan besar muncul mengenai motivasi di balik keputusan tersebut.
WHO dalam pernyataannya pada 21 Mei 2025 menyesalkan keputusan tersebut, mengingat AS merupakan penyumbang dana terbesar bagi organisasi yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dampak dari keputusan Trump ini tidak hanya akan dirasakan oleh WHO sebagai lembaga, tetapi juga akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat global, termasuk warga AS yang berpotensi menjadi semakin rentan menghadapi pandemi di masa depan.
Motivasi Trump untuk menarik AS dari WHO sebenarnya sudah dikemukakan sejak awal masa jabatannya. Dalam kampanye politiknya, Trump secara terbuka menuduh WHO tidak transparan dalam menghadapi penyebaran virus COVID-19. Ia juga mengklaim bahwa virus tersebut berasal dari Wuhan, China, dan menuduh Beijing berusaha menutupi fakta tersebut. WHO sendiri mengakui adanya kekhawatiran Trump dan pada Desember 2024 mengeluarkan permintaan bagi China untuk bersikap lebih kooperatif dalam membantu dunia memahami asal muasal pandemi.
Dari sudut pandang Trump, keengganan WHO untuk mengakui kesalahan dalam manajemennya selama pandemi telah menyebabkan kekecewaan yang mendalam. Ia bahkan menyebut organisasi tersebut sebagai “penipuan global yang korup” dan mengklaim bahwa WHO secara memalukan menutupi jejak Partai Komunis China. Beberapa pengamat menganggap bahwa dengan fokus pada asal-usul virus, Trump mungkin telah mengabaikan pentingnya peran yang dimainkan WHO dalam memerangi penyebaran penyakit di seluruh dunia.
Berikut adalah beberapa alasan spesifik yang diajukan Trump terkait keputusannya untuk menarik diri dari WHO:
Tuduhan Penipuan: Trump menuduh WHO telah menipu Amerika Serikat, menyiratkan bahwa kontribusi finansial tahunan senilai USD 500 juta yang diberikan AS tidak sebanding dengan dukungan yang diterima dari organisasi tersebut.
Ketimpangan Sumbangan Dana: Trump menunjukkan bahwa China, dengan populasi yang jauh lebih besar, hanya menyumbang USD 40 juta per tahun, sebuah angka yang dinilai sangat tidak proporsional dibandingkan kontribusi AS.
Kurangnya Tindakan Menyeluruh: Trump percaya bahwa WHO gagal dalam memberikan transparansi dan pengelolaan yang baik selama krisis kesehatan global ini, yang semakin memperparah situasi di AS.
- Percepatan Proses Penarikan: Meskipun penarikan anggota dari WHO memerlukan waktu satu tahun, Trump mengisyaratkan bahwa langkah tersebut dapat dipercepat melalui perintah eksekutif untuk segera menghentikan pendanaan.
Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyayangkan keputusan ini dan menyoroti pencapaian organisasi selama tujuh dekade, termasuk keberhasilan dalam memberantas cacar dan hampir memusnahkan polio. Penarikan AS dari WHO berpotensi mengancam kerjasama internasional yang selama ini terjalin dan memberikan dampak jangka panjang pada kesehatan global.
Trump, dalam pernyataannya saat penandatanganan perintah eksekutif tersebut, menyataka bahwa meskipun ia menghargai pentingnya lembaga seperti WHO dalam konteks pandemi, tindakan yang dianggapnya menipu tidak bisa diterima. Keputusan ini menuai banyak reaksi dari berbagai kalangan, dan memberikan gambaran tentang tantangan yang akan dihadapi oleh pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Trump ke depan, terutama dalam konteks kerjasama internasional dalam bidang kesehatan.
Dalam situasi di mana ketidakpastian kesehatan global terus meningkat, keputusan ini akan terus memicu diskusi dan analisis lebih lanjut mengenai peran organisasi internasional dan tanggung jawab negara-negara besar dalam menghadapi tantangan kesehatan yang mendunia.