Ukraina Gunakan McDonald’s sebagai Media Rekrut Tentara Baru!

Militer Ukraina kini mengadopsi pendekatan yang tidak biasa dalam upayanya merekrut tentara baru. Dalam situasi yang semakin mendesak akibat konflik berkepanjangan dengan Rusia, mereka memanfaatkan daya tarik makanan cepat saji, khususnya McDonald’s, sebagai alat promosi rekrutmen. Strategi ini terlihat jelas dalam sebuah video yang baru-baru ini dirilis oleh Kementerian Pertahanan Ukraina dan dipublikasikan di media sosial TikTok, yang menyasar generasi muda, terutama mereka berusia antara 18 hingga 24 tahun.

Dalam video tersebut, seorang pria berpakaian sipil keluar dari McDonald’s dan bertanya berapa banyak burger keju yang dapat dibeli dengan 1 juta hryvna (sekitar USD 24.000). Pertanyaan itu diakhiri dengan pengungkapan bahwa jumlah tersebut cukup untuk membeli 15.625 burger keju di Ukraina. Menariknya, pria dalam video itu juga menjelaskan bahwa seseorang yang berusia antara 18 dan 24 tahun dapat memperoleh sejumlah uang tersebut dengan menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan jumlah rekrutmen di tengah tantangan mobilisasi yang dihadapi oleh Ukraina, termasuk tingginya angka penghindaran wajib militer dan desersi.

Kementerian Pertahanan Ukraina telah mengumumkan program “kontrak khusus” untuk relawan muda, menawarkan gaji setara USD 24.000 untuk satu tahun dinas. Di bawah kontrak tersebut, prajurit baru akan menerima pembayaran awal sebesar USD 5.400, disusul dengan pembayaran sisanya selama masa dinas. Namun, kebijakan ini memicu kontroversi di kalangan masyarakat. Banyak pengguna media sosial menyebut iklan tersebut sebagai langkah sinis dan mendesak pemerintah untuk tidak “mengukur kehidupan anak-anak” dengan harga burger keju.

Sebagian besar komentar negative menyampaikan keprihatinan tentang dampak iklan tersebut. Seseorang menulis di media sosial bahwa “ini sinis, saya tidak bisa berkata-kata,” sementara yang lainnya mempertanyakan keadilan di balik tawaran gaji tinggi untuk rekrutan baru yang masih jauh lebih tinggi dibandingkan gaji prajurit yang lebih berpengalaman. Mereka menganggap “kontrak khusus” yang ditawarkan kepada pemuda ini sebagai bentuk diskriminasi terhadap tentara lainnya.

Tahun lalu, Kyiv sudah memperketat peraturan mobilisasi dan menurunkan batas usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun. Namun, tindakan ini tidak berhasil meningkatkan angka pendaftaran. Sebaliknya, jutaan orang berusaha meninggalkan negara itu dengan memanfaatkan celah hukum, termasuk praktik korupsi dan suap, meskipun mobilisasi umum telah diterapkan yang melarang kebanyakan pria berusia antara 18 hingga 60 tahun keluar dari Ukraina.

Lebih banyak tekanan datang dari pendukung Ukraina di Barat yang mendesak pemerintah Kyiv untuk menurunkan batas usia wajib militer menjadi 18 tahun. Presiden Volodymyr Zelensky menggambarkan proposal tersebut sebagai tantangan politik yang tidak dapat dilaksanakan saat ini. Konsekuensi dari kebijakan ini semakin terlihat dengan banyaknya orang yang melarikan diri dari kewajiban militer, dan pihak berwenang pun menggunakan pendekatan yang lebih agresif untuk mencari calon wajib militer, bahkan menyerbu tempat-tempat umum.

Rekrutmen yang dilakukan dengan cara ini menunjukkan betapa seriusnya situasi di Ukraina saat ini. Dalam beberapa bulan terakhir, kebutuhan akan prajurit baru semakin mendesak akibat tingginya angka korban di medan perang. Oleh karena itu, dengan mengandalkan kampanye promosi yang berfokus pada daya tarik makanan cepat saji, pemerintah Ukraina berharap dapat menarik perhatian dan minat generasi muda untuk bergabung, meskipun dengan berbagai kontroversi yang menyertainya.

Dari semua langkah dan upaya yang dilakukan, terlihat jelas bahwa Ukraina harus mencari strategi inovatif dalam menghadapi tantangan di depan. Dengan meningkatnya kebutuhan akan pasukan dan makin terkendalanya proses mobilisasi, penggunaan metode yang tidak konvensional seperti ini mencerminkan betapa pentingnya mendapatkan dukungan dari generasi muda demi masa depan negara.

Exit mobile version