
Ukraina menghadapi sorotan global terkait potensi harta karun mineral langka yang diperkirakan bernilai USD 500 miliar atau setara dengan Rp 8.291 triliun. Mineral-mineral ini menjadi rebutan antara berbagai negara, terutama Amerika Serikat dan Rusia, di tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. Dengan kekayaan mineral yang melimpah, Ukraina memiliki peluang besar yang dapat mempengaruhi politik dan ekonomi internasional.
Namun, keberadaan mineral langka ini terletak di dua wilayah yang terpolarisasi antara Rusia dan Ukraina. Pemilikannya tidak hanya melibatkan aspek ekonomi, tetapi juga kekuasaan dan pengaruh politik di kawasan tersebut. Selama ini, mineral langka telah menjadi fokus perhatian banyak pihak, terutama bagi negara-negara yang memiliki industri teknologi tinggi. Dalam hal ini, mineral-mineral tersebut termasuk unsur-unsur yang sangat penting seperti Scandium, Yttrium, dan lainnya yang berperan dalam industri modern.
Dalam pernyataannya, mantan Presiden AS Donald Trump mengungkapkan ketertarikan kuat terhadap mineral langka Ukraina. Ia menawarkan dukungan AS kepada Ukraina dalam konflik melawan Rusia, dengan imbalan akses ke sumber daya mineral tersebut. “Saya memberi tahu (Ukraina) bahwa saya menginginkan mineral langka senilai USD 500 miliar, dan pada dasarnya mereka setuju untuk melakukannya,” ujarnya. Usulan ini menunjukkan betapa strategisnya mineral-mineral ini bagi kepentingan nasional AS.
Berikut adalah beberapa unsur mineral langka yang dimiliki Ukraina, yang dianggap bernilai tinggi dalam teknologi modern:
1. Scandium
2. Yttrium
3. Lanthanum
4. Cerium
5. Praseodymium
6. Neodymium
7. Promethium
8. Samarium
9. Europium
10. Gadolinium
11. Terbium
12. Dysprosium
13. Holmium
14. Erbium
15. Thulium
16. Ytterbium
17. Lutetium
Kelangkaan mineral tersebut seringkali diakibatkan oleh kesulitan dalam mengekstrak dan menemukan dalam kondisi murni. Meskipun demikian, berbagai lokasi di dunia, termasuk Ukraina, memiliki endapan minerali yang signifikan. Dalam konteks Ukraina, wilayah-wilayah seperti Donetsk, Dnipropetrovsk, dan Luhansk menjadi sorotan utama, terutama karena beberapa di antaranya saat ini dikuasai oleh Rusia.
Salah satu mineral kritis yang harus dicatat adalah litium. Ukraina memiliki cadangan litium yang terbentang mencapai 450.000 ton. Meskipun rencana untuk menambang litium ini sudah ada, pemanfaatannya masih terkendala, terutama karena konflik yang berkepanjangan. Saat ini, deposit litium yang strategis di Donetsk dan Berdyansk sebagian besar sudah dikuasai oleh Rusia, sementara deposit di Kirovohrad masih berada dalam kendali Ukraina.
Kondisi ini menciptakan tantangan tersendiri bagi Ukraina dalam memanfaatkan sumber daya ini untuk mendukung perekonomian negara. Dengan konflik yang berkepanjangan, Ukraina harus mencari cara untuk melindungi dan memanfaatkan mineral-mineral ini demi kemakmuran dan kedaulatan nasionalnya.
Ketegangan antara negara-negara besar seperti AS dan Rusia berpotensi mengubah lanskap geopolitik Ukraina. Mineral langka menjadi faktor penting yang tidak hanya memberikan dampak ekonomi tetapi juga berimbas pada kebijakan luar negeri dan strategi pertahanan negara tersebut. Dalam jangka panjang, penguasaan mineral langka ini bisa jadi berpengaruh pada siapa yang akan mendominasi teknologi dan industri masa depan di tingkat global. Ketidakpastian yang mengelilingi potensi mineral ini terus menjadi perhatian bagi para pemangku kepentingan, baik domestik maupun internasional.