Uni Eropa Prihatin: Kekerasan Meletus di Parlemen Serbia

Komisioner Perluasan Uni Eropa, Marta Kos, menyatakan keprihatinan mendalam terkait kekerasan yang pecah di parlemen Serbia pada Rabu, 5 Maret. Dia menekankan bahwa tindakan yang mengganggu fungsi parlemen tak hanya berdampak pada proses legislasi, tetapi juga memengaruhi organisasi masyarakat sipil. "Kami sangat prihatin dengan terganggunya kerja parlemen dan kekerasan yang terjadi di parlemen Serbia. Parlemen seharusnya menjadi tempat perdebatan demokratis demi kepentingan seluruh warga negara dan harus berfungsi sepenuhnya sesuai perannya," ujar Kos melalui platform media sosial X.

Peristiwa tersebut terjadi setelah anggota parlemen dari pihak oposisi meluncurkan granat asap dan gas air mata di dalam ruang sidang sebagai bentuk protes terhadap pemerintah. Tindakan ini juga sebagai wujud solidaritas dengan mahasiswa yang tengah melakukan demonstrasi di luar parlemen. Dalam insiden itu, tiga anggota partai berkuasa, termasuk seorang perempuan yang sedang hamil, dilaporkan mengalami luka-luka. Insiden ini menambah ketegangan yang sudah ada dalam situasi politik Serbia yang semakin memburuk.

Kekerasan di parlemen mencerminkan ketidakpuasan yang meluas di kalangan masyarakat Serbia. Selama beberapa bulan terakhir, mahasiswa dan aktivis oposisi telah menggelar serangkaian aksi protes sebagai respons terhadap tragedi ambruknya atap sebuah stasiun kereta api di Kota Novi Sad pada 1 November 2024, yang menewaskan 15 orang. Demonstrasi ini ditujukan untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah dan perbaikan infrastruktur yang dianggap tidak memadai. Aksi protes ini hampir setiap hari memblokir aktivitas sejumlah institusi pendidikan tinggi dan jalan-jalan utama di negara itu.

Dalam menanggapi situasi tersebut, Uni Eropa menyerukan perlunya deeskalasi ketegangan serta menciptakan kondisi bagi dialog yang melibatkan semua pihak, termasuk aktor politik, institusi, dan masyarakat sipil. Hal ini dianggap penting guna membahas reformasi yang diperlukan untuk masa depan Serbia di Uni Eropa. Komentar Kos mencerminkan kebijakan luar negeri Uni Eropa yang mendesak pemerintah Serbia untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan melibatkan berbagai elemen politik dalam proses pengambilan keputusan.

Berikut adalah beberapa poin penting mengenai kekerasan di parlemen Serbia dan reaksi Uni Eropa:

  1. Peristiwa Kekerasan: Anggota parlemen oposisi menggunakan granat asap dan gas air mata sebagai bentuk protes, menciptakan kekacauan di sidang parlemen.
  2. Dampak Terhadap Anggota Parlemen: Tiga anggota partai berkuasa, termasuk seorang perempuan hamil, mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.
  3. Sikap Uni Eropa: Uni Eropa menyatakan keprihatinan mendalam dan menyerukan deeskalasi ketegangan serta dialog antar pihak.
  4. Latar Belakang Aksi Protes: Protes dipicu oleh insiden tragis ambruknya atap stasiun kereta api di Novi Sad, yang menewaskan 15 orang.
  5. Tuntutan Masyarakat: Mahasiswa dan aktivis oposisi menuntut pertanggungjawaban pemerintah dan perbaikan infrastruktur.

Ketegangan politik di Serbia tampak semakin memburuk setelah insiden di parlemen, dengan kekerasan yang mencerminkan kondisi sosial yang tidak stabil. Protes mahasiswa dan aktivis menggambarkan suara ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah yang dianggap tidak responsif terhadap kebutuhan mendesak warga. Respons dari Uni Eropa menunjukkan perhatian terhadap perkembangan demokrasi dan stabilitas di Serbia, mengaitkan kondisi tersebut dengan harapan dan aspirasi negara itu untuk bergabung dengan jaringan komunitas Eropa.

Exit mobile version