Wamenekraf: Destinasi Ini Cermin Toleransi dan Kreativitas Pariwisata

Pantai Indah Kapuk (PIK) semakin menguatkan posisinya sebagai destinasi pariwisata yang memadukan bisnis, rekreasi, dan budaya. Dalam pernyataan terbaru, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif sekaligus Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menyebutkan, PIK memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. PIK kini tidak hanya menjadi tempat berlibur semata, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai toleransi dan keberagaman budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Dalam nuansa Ramadan yang penuh keberkahan, Irene menegaskan bahwa momen ini lebih dari sekadar perayaan religius. “Kami ingin menegaskan kembali komitmen untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Perbedaan bukan penghalang, justru menjadi kekuatan yang memperkaya pengalaman bersama,” ujar Irene dengan penuh semangat. Hal ini sejalan dengan tema besar yang diusung PIK, yaitu menciptakan ruang terbuka yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, tanpa memandang latar belakang etnis maupun agama.

Kilau Ramadan yang diselenggarakan di PIK selama bulan suci ini mencakup beragam elemen ekonomi kreatif, mulai dari kuliner, musik, seni pertunjukan, hingga fashion. Semuanya bersinergi menciptakan pengalaman Ramadan yang istimewa dan sarat akan makna toleransi. Irene juga menekankan bahwa Batavia PIK bukan kawasan eksklusif, melainkan destinasi inklusif yang siap menyambut siapa saja untuk menikmati berbagai sajian yang disediakan. “Siapa pun bisa datang, mencicipi kuliner, menikmati hiburan, atau sekadar bersantai. Acara Kilau Ramadan tahun ini menjadi bukti bahwa kreativitas dan toleransi dapat berjalan beriringan,” ungkapnya.

Dengan tema “Nikmatnya Berkah Berbuka dengan Sajian Spektakuler di Batavia PIK,” acara ini berlangsung sepanjang Maret 2025. Selain menawarkan berbagai pertunjukan yang menggabungkan nuansa Ramadan dengan kekayaan budaya Indonesia, pihak Kementerian Ekonomi Kreatif juga memanfaatkan momen ini untuk memperkenalkan karya-karya unggulan dari industri kreatif lokal. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk merayakan bulan suci, tetapi juga membangun kesadaran akan produk lokal yang berkualitas.

Beberapa highlight dari acara Kilau Ramadan di PIK antara lain:

1. Penampilan musisi lokal dan artis peran yang akan menghibur pengunjung dengan penampilan khas Ramadan.
2. Sajian kuliner khas daerah yang mengundang selera, dari makanan berat hingga camilan manis yang cocok untuk berbuka puasa.
3. Pameran dan penjualan produk-produk kreatif lokal yang beragam, mulai dari kerajinan tangan hingga fashion.
4. Penayangan trailer film animasi “Jumbo,” yang dinanti-nanti oleh banyak orang dan dijadwalkan tayang di bioskop saat libur Lebaran.
5. Peluncuran proyek lokal “Desa Timun” yang menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan daya tarik budaya Indonesia di kancah internasional.

Dengan berbagai sajian menarik tersebut, Kilau Ramadan di PIK tidak hanya berfungsi sebagai perayaan spiritual, tetapi juga sebagai wadah untuk membangun harmoni, menjalankan kreativitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Irene menekankan pentingnya sinergi antara pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menciptakan ekosistem yang saling mendukung.

“Melalui acara ini, kami berharap bisa memperkuat perekonomian lokal dan menonjolkan keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia,” tutup Irene. Semua upaya ini bertujuan untuk menjadikan PIK sebagai contoh nyata dari destinasi wisata yang tidak hanya menarik secara komersial, tetapi juga kaya akan nilai-nilai sosial dan budaya, menciptakan suasana yang harmonis bagi semua pengunjung.

Berita Terkait

Back to top button