Dunia

Warga Gaza Gelar Salat Gaib untuk Komandan Militer Hamas Deif

Warga Kota Gaza berkumpul di Masjid Agung Gaza pada 31 Januari 2025 untuk melaksanakan salat gaib bagi Mohammed Deif, komandan militer tertinggi Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas. Acara tersebut dihadiri oleh ribuan orang yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada figur sentral dalam perlawanan Palestina tersebut. Kegiatan ini merupakan respon terhadap pengumuman resmi Hamas mengenai kematian Deif yang sebelumnya telah beredar di media.

Militer Israel menyatakan bahwa mereka telah menewaskan Mohammed Deif dalam serangan udara pada bulan Juli tahun lalu. Namun, baru pada akhir Januari 2025, Hamas akhirnya mengonfirmasi kematiannya. Juru bicara Hamas, Abu Ubaidah, menyebutkan dalam pernyataannya bahwa Deif bukan hanya tewas sendirian; enam anggota dewan militer Brigade Al-Qassam lainnya juga dilaporkan tewas bersamanya dalam serangan tersebut. Di antara yang tewas terdapat nama-nama penting seperti Marwan Issa, wakil Deif, dan beberapa komandan senior lainnya seperti Ghazi Abu Tamah, Raed Thabit, Rafi Salama, Ahmad Ghundour, dan Ayman Nofal.

Abu Ubaidah menjelaskan bahwa pengumuman resmi ini muncul setelah proses verifikasi yang rumit terkait kondisi medan perang. Menurutnya, kelompok tersebut akan selalu memastikan informasi yang dilaporkan akurat dan bisa dipertanggungjawabkan sebelum disampaikan ke publik. Dalam pidato televised, dia menekankan komitmen perlawanan Hamas meskipun kehilangan sejumlah pemimpin senior.

Kematian Mohammed Deif dan rekannya menjadi pukulan berat bagi Hamas, yang dalam beberapa waktu terakhir telah mengalami berbagai tantangan dan tekanan dari pihak Israel. Di sisi lain, serangan militer Israel yang terus berlanjut juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga sipil. Dalam laporan terpisah, kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa dua anak Palestina mengalami cedera akibat serangan yang terjadi di salah satu desa di timur laut Ramallah.

Serangan-serangan ini menunjukkan situasi yang semakin memanas di wilayah pendudukan. Di tengah ketegangan, salat gaib di Masjid Agung Gaza menjadi simbol rasa kehilangan dan solidaritas di antara warga Palestine. Mereka berkumpul dalam doa, berharap untuk masa depan yang lebih baik dan pemulihan cepat bagi para pengungsi yang menjadi korban konflik berkepanjangan ini.

Permasalahan keamanan yang kompleks dan ketidakstabilan yang berkepanjangan di kawasan tersebut menjadi tantangan tidak hanya bagi Hamas tetapi juga bagi seluruh rakyat Palestina. Selama beberapa dekade, ketegangan antara Israel dan Palestina telah menciptakan siklus kekerasan yang tampaknya sulit dipecahkan.

Penting untuk dicatat bahwa mengingat situasi yang penuh dinamika ini, warga Gaza menghadapi kesulitan untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat tentang apa yang terjadi dengan kepemimpinan Hamas. Laporan mengenai kematian Deif yang berlarut-larut menunjukkan bahwa informasi yang beredar tidak selalu dapat diandalkan, sehingga menambah rasa bingung di kalangan masyarakat.

Bagi banyak warga Gaza, salat gaib ini bukan hanya untuk mengenang jasa-jasa Deif, tetapi juga sebagai pernyataan bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Meski begitu, harapan untuk masa depan yang damai dan sejahtera masih terjaga di hati setiap individu yang terlibat. Dalam konteks yang lebih luas, masyarakat internasional juga menjadi saksi dari bagaimana konflik ini tetap relevan dan membutuhkan perhatian global yang lebih intensif.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button