Warganet Geram! Ahmad Dhani Dianggap Melecehkan Wanita Indonesia

Pernyataan kontroversial Ahmad Dhani mengenai usulan naturalisasi pemain berusia di atas 40 tahun menuai reaksi keras dari netizen. Dalam rapat Komisi X DPR RI pada 5 Maret 2025, Ahmad Dhani, yang juga seorang anggota DPR, mengusulkan agar pemain sepak bola keturunan yang sudah berusia di atas 40 tahun dinaturalisasi dan dijodohkan dengan wanita Indonesia. Tujuannya, ia berharap anak-anak dari pasangan tersebut bisa menjadi pemain sepak bola yang hebat. Gagasan ini langsung memicu kemarahan dan kritik, terutama di media sosial.

Ahmad Dhani menekankan bahwa naturalisasi tidak hanya berlaku untuk pemain muda, melainkan juga untuk mereka yang berpengalaman. "Kita bisa jodohkan pemain-pemain tersebut dengan perempuan Indonesia, sehingga menghasilkan anak yang siap menjadi atlet yang berkualitas," ujarnya. Pernyataan ini dinilai melecehkan perempuan Indonesia, membuat banyak orang merasa bahwa peran wanita dipersempit hanya sebagai "mesin pencetak" untuk menghasilkan pemain bola.

Berikut adalah beberapa poin penting yang muncul dari reaksi warganet terhadap pernyataan Ahmad Dhani:

  1. Kecaman Terhadap Pelecehan Perempuan: Banyak pengguna media sosial mengecam cara pandang Ahmad Dhani yang dianggap merendahkan martabat perempuan. Seorang pengguna dengan akun @triwul82 mengunggah potongan video pernyataan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan rasis dan melecehkan.

  2. Menggugah Pertanyaan tentang Peran DPR: Sebagian besar warganet tidak hanya menyuarakan kemarahan terhadap Ahmad Dhani, tetapi juga mengkritik bagaimana pernyataan tersebut mencoreng citra anggota DPR. "Menjadi wakil rakyat di parlemen, tapi bercanda dengan gagasan yang tidak pantas. Apa yang bisa diharapkan dari orang-orang ini?" tulis seorang warganet lainnya.

  3. Perempuan Sebagai Alat Reproduksi: Tanggapan lain menyentuh subjek serupa, di mana netizen merasa bahwa pernyataan tersebut memposisikan perempuan Indonesia hanya sebagai alat untuk melahirkan anak-anak pemain sepak bola. "Apa fungsi perempuan di sini? Hanya untuk dijadikan sebagai ibu bagi bayi para pendatang yang ingin beristri lebih dari satu?" kritik salah seorang warganet.

  4. Menganggap Gagasan Sebagai Absurditas: Beberapa netizen juga menyebut gagasan tentang mengawinkan pemain tua dengan perempuan lokal sebagai konsep yang tidak realistis. "Dia berpikir bakat dan keterampilan anak bisa langsung diwariskan. Apakah dia menganggap proses pembibitan anak seperti itu?" tulis pengkritik lainnya, menunjukkan ketidakpuasan terhadap logika yang dipakai Ahmad Dhani.

Sebagai seorang publik figur dan anggota DPR, respon yang didapat Ahmad Dhani bukan hanya sebagai kritik pribadi, tetapi juga sebagai gambaran bahwa banyak masyarakat yang menginginkan perlakuan dan pandangan yang lebih menghargai perempuan. Sesuai dengan banyaknya suara yang muncul di media sosial, warganet mendesak agar publik figur terutama yang memiliki kekuasaan seperti Ahmad Dhani lebih bijaksana dalam memberikan pernyataan.

Pernyataan Ahmad Dhani tidak hanya memicu kemarahan netizen, tetapi juga menjadi refleksi tentang bagaimana argumen-argumen yang menyangkut perempuan dan nilai mereka di masyarakat harus disampaikan dengan kehati-hatian. Pada akhirnya, situasi ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin kritis terhadap pandangan yang dianggap merendahkan dan tidak menghargai hak-hak perempuan. Reaksi keras terhadap pernyataan ini adalah salah satu bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap stereotip dan pendekatan yang tidak memadai dalam menghargai peran perempuan di era modern.

Exit mobile version