Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan global yang kian meningkat, termasuk di Indonesia. Setiap tanggal 4 Februari, masyarakat di seluruh dunia memperingati Hari Kanker Sedunia untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan dan deteksi dini penyakit ini. Dalam konteks tersebut, penting bagi masyarakat untuk mengetahui jenis-jenis kanker yang paling mematikan dan langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 396.914 kasus kanker baru terdeteksi di Indonesia pada tahun 2020. Dari angka tersebut, lima jenis kanker berikut ini menduduki peringkat teratas dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di Indonesia:
-
Kanker Payudara (16,6%): Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Sering kali, banyak kasus ditemukan dalam kondisi stadium lanjut, yang memperumit proses pengobatan. Deteksi dini melalui Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan mamografi bagi wanita di atas 35 tahun menjadi langkah awal yang krusial. Dr. Welda Eleanor Haryanto dari RS Siloam Bekasi Timur menekankan pentingnya SADARI dilakukan setiap bulan, terutama setelah menstruasi.
-
Kanker Serviks (9,2%): Kanker serviks umumnya disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV). Untuk mencegah kanker ini, deteksi dini melalui pap smear sangat dianjurkan. Masyarakat diharapkan lebih peduli terhadap risiko dan gejala kanker serviks.
-
Kanker Paru-Paru (8,8%): Jenis kanker ini sering kali terkait dengan kebiasaan merokok. Selain itu, paparan polusi udara dan bahan kimia tertentu juga dapat menjadi faktor risiko. Kesadaran akan dampak merokok dan polusi lingkungan sangat penting dalam upaya pencegahan.
-
Kanker Kolorektal (8,6%): Kanker ini berhubungan erat dengan pola makan rendah serat dan obesitas. Deteksi dini melalui kolonoskopi menjadi salah satu metode yang dapat membantu mencegah perkembangan kanker ini sebelum gejala muncul.
- Kanker Hati (5,4%): Kanker hati sering kali disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B dan C. Vaksinasi dan pengobatan yang tepat terhadap hepatitis dapat secara signifikan mengurangi risiko berkembangnya kanker hati.
Tingginya angka kasus kanker di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perubahan gaya hidup yang kurang sehat, minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini, dan akses terbatas ke layanan kesehatan berkualitas. Oleh karena itu, melakukan upaya pencegahan dengan rutinitas pemeriksaan kesehatan adalah langkah yang dominan.
Penting untuk diingat bahwa individu dengan faktor risiko tertentu juga harus lebih waspada. Misalnya, bagi wanita dengan riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara, atau mereka yang berusia di atas 50 tahun, deteksi dini menjadi sangat penting. Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran, berbagai kegiatan edukasi juga diadakan, termasuk seminar dan talkshow kesehatan.
Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Holywings Peduli. Menghadirkan Dr. Welda Eleanor Haryanto, acara ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang faktor risiko kanker payudara serta cara melakukan pemeriksaan SADARI. Andrew Susanto, Komisaris Utama Holywings Group, menekankan bahwa deteksi dini dapat meningkatkan kualitas hidup bagi penderita kanker dan berpotensi menekan angka kematian akibat penyakit ini.
Pola hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, dan mengonsumsi makanan bergizi, juga merupakan langkah yang dapat diambil untuk menurunkan risiko kanker. Melalui kesadaran dan tindakan bersama, masyarakat dapat turut serta dalam upaya mencegah dan mendeteksi kanker lebih awal, sehingga mengurangi dampak yang ditimbulkan dari penyakit ini.