Kesehatan

WHO Ungkap Penyebab Meningkatnya Risiko Kanker Paru pada Non-Perokok!

Kanker paru-paru kini menjadi perhatian utama di seluruh dunia, terutama dalam konteks peningkatan kasus yang terjadi di kalangan non-perokok. Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), kanker paru-paru pada individu yang tidak pernah merokok diperkirakan kini menjadi penyebab kematian akibat kanker tertinggi kelima secara global. Penyebab utama dari fenomena ini telah diidentifikasi dalam beberapa penelitian, yang menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperhatikan faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi kesehatan paru-paru.

Dalam studi terkini yang dipublikasikan dalam The Lancet Respiratory Medicine, peneliti melaporkan adanya tren yang mengkhawatirkan: peningkatan prevalensi adenokarsinoma, sebuah subtipe kanker paru-paru yang paling umum di antara mereka yang tidak pernah merokok. Akan tetapi, hal yang lebih mencolok adalah adanya hubungan yang kuat antara paparan polusi udara dan risiko pengembangan kanker jenis ini. Studi tersebut menunjukkan bahwa sekitar 200.000 kasus adenokarsinoma di tahun 2022 dihubungkan langsung dengan paparan polusi udara, yang menunjukkan adanya sebab-akibat yang jelas antara lingkungan yang tercemar dan peningkatan risiko kanker.

Ada beberapa faktor utama yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru pada non-perokok, antara lain:

  1. Paparan Polusi Udara: Penelitian menunjukkan ASIA Timur, khususnya China, sebagai wilayah dengan beban adenokarsinoma tertinggi yang disebabkan oleh polusi udara. Udara yang tercemar dapat mengandung partikel berbahaya yang memengaruhi fungsi paru-paru, meningkatkan kemungkinan kanker.

  2. Perubahan Pola Hidup: Perubahan dalam kebiasaan hidup dan lingkungan, seperti peningkatan penggunaan bahan bakar fosil dan kendaraan bermotor, telah berkontribusi pada meningkatnya polusi udara.

  3. Faktor Genetis dan Lingkungan: Meskipun merokok adalah faktor risiko utama yang diketahui untuk kanker paru-paru, ada juga faktor lain seperti predisposisi genetik dan paparan zat karsinogen dari lingkungan yang dapat memengaruhi.

  4. Kualitas Udara Dalam Ruangan: Selain polusi udara luar, kualitas udara di dalam ruangan yang buruk, seperti asap dari memasak atau penggunaan bahan kimia rumah tangga, dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Kanker paru-paru tetap menjadi penyebab utama insiden dan kematian akibat kanker di seluruh dunia. Pada tahun 2022, sekitar 2,5 juta orang didiagnosis dengan kanker paru-paru, dengan adenokarsinoma menyumbang hampir 70% dari kasus ini di kalangan individu yang tidak pernah merokok. Mengikuti perubahan pola ini, adenokarsinoma kini menyumbang 45,6% dari kasus kanker paru-paru global pada pria dan 59,7% pada wanita. Hal ini menandakan suatu pergeseran yang dramatis dari tahun-tahun sebelumnya, di mana angka tersebut lebih rendah.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun tingkat kejadian kanker paru-paru pada pria telah secara umum menurun selama 40 tahun terakhir, jumlah wanita yang terdiagnosis dengan kanker paru-paru terus mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa meskipun pria masih mendominasi angka kejadian dengan sekitar 1,6 juta kasus pada tahun 2022, jumlah wanita yang terdiagnosis kini semakin mendekati angka pria, dengan sekitar 900.000 kasus.

Dalam menanggapi hasil penelitian ini, Freddie Bray, penulis utama studi dan kepala cabang pengawasan kanker IARC, menekankan perlunya pemantauan yang mendesak terhadap perubahan risiko kanker paru-paru. Ia juga menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang berperan dalam peningkatan insiden kanker paru-paru di kalangan non-perokok.

Menanggapi hal ini, organisasi kesehatan di seluruh dunia, termasuk WHO, menyarankan langkah-langkah sebagai bentuk pencegahan. Hal ini mencakup pengurangan polusi udara secara signifikan dan peningkatan kesadaran tentang risiko bagi kelompok yang tidak merokok. Upaya kolektif diperlukan untuk menghadapi tantangan ini dan melindungi kesehatan masyarakat dari dampak buruk polusi udara. Dengan pengetahuan ini, kita diharapkan dapat lebihaware terhadap kualitas udara yang kita hirup dan dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang.

Dina Anggraini adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button