X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, terus menghadapi kerugian yang signifikan sejak akuisisi oleh Elon Musk pada 27 Oktober 2022 dengan dana mencapai US$ 44 miliar atau setara Rp 688 triliun. Meskipun Musk mengungkapkan keyakinannya terhadap potensi bisnis X, kenyataannya menunjukkan bahwa perusahaan masih kesulitan menerapkan strategi yang dapat menghasilkan keuntungan.
Para bank yang terlibat dalam pembiayaan akuisisi ini, termasuk Morgan Stanley, Bank of America, dan Barclays, tengah mempertimbangkan langkah untuk menjual utang yang mereka berikan kepada Musk. Utang tersebut berjumlah US$ 13 miliar dan sekarang menjadi beban di tengah kesulitan finansial yang dihadapi oleh X. Rencana bank-bank ini untuk menjual utang dengan harga 90–95 sen per dolar AS mencerminkan pesimistisnya mereka terhadap kemampuan X untuk kembali profitable dalam waktu dekat.
Elon Musk sendiri dalam komunikasi internal dengan karyawan, mengakui bahwa pertumbuhan pengguna X telah stagnan. Pendapatan yang dihasilkan juga tidak kunjung menunjukkan peforma yang memuaskan. "Kondisi keuangan X jauh dari memuaskan; kami masih berjuang mencapai titik impas," ungkap Musk, yang juga menyoroti bahwa utang besar menjadi salah satu penghambat utama untuk meraih keuntungan.
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan X masih mengalami kerugian:
-
Pendapatan yang Stagnan: Pertumbuhan pengguna yang tidak signifikan menyebabkan pendapatan dari iklan dan layanan lainnya tetap rendah.
-
Utang Besar: Beban utang yang diambil untuk akuisisi mengakibatkan tekanan finansial yang berat, sehingga menyulitkan X untuk berinvestasi lebih lanjut dalam pengembangan platform.
-
Inovasi yang Belum Memuaskan: Walaupun X telah meluncurkan beberapa fitur baru seperti tab video dan daftar pekerjaan, inovasi tersebut belum berhasil memenuhi harapan pengguna atau menghasilkan pendapatan yang berarti.
- Persepsi Pasar: Ketidakpastian di sekitar model bisnis X dan kekhawatiran investor terkait kelayakan jangka panjang platform ini turut menambah tantangan yang dihadapi perusahaan.
Walaupun dukungan dari Musk dan potensi perbaikan kondisi keuangan diharapkan dapat menarik minat investor baru, sebagian besar bank penjamin tampaknya lebih memilih untuk mencari jalan keluar dari kesulitan keuangan yang terjadi. Beberapa pihak percaya bahwa kedekatan Musk dengan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mungkin dapat dimanfaatkan untuk menarik minat investor lain meskipun kondisi saat ini tidak menjanjikan.
Pada saat ini, X melanjutkan operasional sebagai salah satu platform media sosial terpopuler, namun perjalanannya untuk mencapai profitabilitas masih menemui banyak rintangan. Seiring berjalannya waktu, apakah strategi yang diambil Musk dan timnya akan membuahkan hasil atau tidak masih menjadi tanda tanya besar. Ini adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan, dan X tetap terjebak dalam kerugian yang belum bisa diatasi sejak akuisisi tersebut.