
Militer Yaman mengeluarkan pernyataan yang tegas pada hari Minggu, 17 Maret 2024, mengutuk serangan udara besar-besaran yang dilancarkan oleh Amerika Serikat. Serangan tersebut merupakan respons terhadap komitmen Yaman untuk menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah dan Laut Arab. Dalam serangan yang berlangsung pada malam Sabtu, lebih dari 50 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas, dan hampir 100 lainnya luka-luka.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan pemerintah Ansarullah (Houthi), jumlah korban tewas akibat serangan tersebut mencapai 53 orang, di mana lima di antaranya adalah anak-anak dan dua adalah perempuan. Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Anis al-Asbahi, menyatakan bahwa 98 orang terluka, termasuk sembilan anak dan sembilan perempuan. Ini menunjukkan dampak serius dari serangan yang dianggap sebagai agresi yang tidak dapat diterima oleh masyarakat internasional.
Dewan Politik Tertinggi Yaman mengungkapkan bahwa penargetan warga sipil oleh AS merupakan tanda kegagalan dalam menghadapi konflik di kawasan tersebut. Mereka berjanji untuk melakukan balas dendam yang "menyakitkan" terhadap tindakan yang dilakukan oleh rezim kriminal ini. "Hukuman bagi para agresor yang melawan Yaman akan dilaksanakan secara profesional dan menyakitkan," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Serangan ini juga dipicu oleh situasi yang semakin tegang di Gaza, di mana Yaman menyatakan dukungan penuh terhadap rakyat Palestina. Dewan tersebut menegaskan bahwa agresi ini tidak akan menghalangi dukungan masyarakat Yaman terhadap Gaza, justru akan meningkatkan eskalasi.
Beberapa hal penting terkait serangan ini antara lain:
Target Serangan: Serangan AS berfokus pada fasilitas milik kelompok Houthi, yang dilaporkan oleh media Arab, menghantam beberapa lokasi di ibu kota Sanaa dan provinsi sekitar seperti Sa’ada, Dhamar, Hajjah, dan al-Bayda.
Reaksi Internasional: Banyak pengamat internasional mengecam serangan tersebut, menganggapnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan memanggil agar ada penyelidikan internasional atas serangan yang menewaskan warga sipil.
Pernyataan Presiden AS: Presiden Donald Trump mengklaim bahwa serangan tersebut adalah tindakan tegas dan kuat untuk mengatasi teroris Houthi dan menjaga kebebasan navigasi di perairan internasional.
- Eskalasi Konflik: Serangan ini berpotensi membakar kembali konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Yaman, dengan meningkatnya ketegangan antara Yaman dan AS serta dampak lebih luas bagi stabilitas di kawasan Timur Tengah.
Pertempuran yang berlangsung di Yaman telah berlangsung selama lebih dari sembilan tahun, mengakibatkan krisis kemanusiaan yang parah di negara tersebut. Serangan terbaru ini diyakini akan memperburuk kondisi tersebut, meningkatkan kecemasan akan dampak lebih lanjut terhadap populasi sipil.
Situasi ini menarik perhatian banyak pihak, membawa keprihatinan global atas bagaimana konflik bersenjata tidak hanya mempengaruhi pasukan yang terlibat, tetapi juga warga sipil yang menjadi korban. Yaman, yang sudah menghadapi bencana kemanusiaan, terlihat semakin terjerat dalam kompleksitas konflik regional dan internasional. Ekspansi penyerangan tersebut bisa jadi menjadi titik balik dalam dinamika konflik di kawasan, seiring dengan meningkatnya aksi pembalasan dari pihak Yaman.