
Pada Senin, 17 Maret 2024, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengambil langkah berani dengan mengarahkan para pemimpin militer untuk melakukan audit menyeluruh terhadap kebutuhan pertahanan negara. Tindakan ini diambil saat situasi di garis depan semakin mendesak dan keterlibatan mitra internasional sangat diperlukan untuk memperkuat keamanan Ukraina. Dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Rustem Umerov dan Kepala Staf Umum Andrii Hnatov, Zelensky menekankan perlunya membentuk tim yang dapat berkomunikasi langsung dengan para mitra di luar negeri untuk menggali rincian sistem keamanan yang dibutuhkan Ukraina.
Zelensky mengungkapkan bahwa, “Kami membahas situasi di garis depan dan keterlibatan mitra dalam meningkatkan keamanan Ukraina. Saya telah menetapkan beberapa target utama.” Dengan pertemuan internasional yang akan berlangsung di London, tim yang dibentuk diharapkan segera terlibat untuk membahas dukungan yang dapat diberikan oleh mitra internasional dalam upaya meningkatkan efektivitas militer Ukraina.
Salah satu instruksi penting dari Zelensky adalah perlunya mempercepat pembentukan sistem korps dalam militer serta melakukan audit terhadap kebutuhan brigade tempur yang ada. Dia menekankan bahwa, “Memperkuat militer adalah prioritas utama yang tidak boleh ditunda.” Keberadaan Angkatan Bersenjata dan lembaga keamanan yang kuat, dibangun atas kerjasama dengan mitra, adalah fondasi bagi kemerdekaan Ukraina.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, juga menyampaikan seruan yang mendesak kepada Uni Eropa. Di depan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa melalui konferensi video, dia menekankan perlunya Uni Eropa memperkuat kapabilitas pertahanan secara lebih cepat dan efektif. “Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempersenjatai diri,” ujarnya, seraya menggarisbawahi pentingnya adanya dukungan militer yang kuat untuk Ukraina dan Eropa agar dapat mencegah Rusia melancarkan perang besar lainnya.
Sybiha juga menyambut baik inisiatif Uni Eropa untuk meningkatkan kemampuan pertahanan namun menekankan kebutuhan mendesak untuk mempercepat pengambilan keputusan. Dalam konteks ini, dia mengapresiasi rencana yang diusulkan oleh Ursula von der Leyen, dan kolaborasi yang dijalin oleh Inggris dan Prancis untuk menciptakan “koalisi sukarela” guna mendukung Kyiv.
Seiring dengan kekhawatiran di lini depan, langkah-langkah konkret yang diambil oleh pemerintah Ukraina menunjukkan kesiapan untuk menghadapi tantangan yang ada. Zelensky ditunjuknya Hnatov sebagai Kepala Staf Umum baru bertujuan untuk memodernisasi dan meningkatkan efisiensi struktur komando militer. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus beradaptasi mengikuti dinamika perang yang berlangsung, terutama dalam konteks kebutuhan strategi dan taktik di medan tempur.
Penting untuk dicatat bahwa Meski tekanan diplomatik semakin meningkat, satu kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa sanksi yang diterapkan oleh Uni Eropa terhadap Rusia perlu tetap menjadi komponen kunci dalam kebijakan keamanan Eropa. Hal tersebut disampaikan oleh Sybiha, yang juga menegaskan perlunya peningkatan sanksi untuk menekan Rusia agar bersedia bernegosiasi.
Dalam konteks perundingan, delegasi AS dan Ukraina baru-baru ini bertemu di Jeddah, Arab Saudi, untuk membahas kemungkinan perjanjian damai, dengan Ukraina menyatakan kesiapan untuk menerima gencatan senjata 30 hari. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengisyaratkan bahwa Rusia bersedia mempertimbangkan penghentian pertempuran asalkan itu memfasilitasi perdamaian jangka panjang.
Dengan langkah-langkah strategis seperti audit militer dan koordinasi dengan mitra internasional, Ukraina berupaya menguatkan posisinya dan meningkatkan efektivitas militernya di tengah situasi yang terus berkembang dan menantang.