Zelensky dan Trump: Pertemuan Penuh Ketegangan, Ukraina Siap Berunding!

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kekecewaannya setelah pertemuannya yang penuh ketegangan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih. Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di platform X, Zelensky menyebutkan bahwa pertemuan yang diadakan pekan lalu tidak berjalan sebagaimana mestinya dan menyayangkan penurunan komunikasi yang terjadi antara kedua negara.

Zelensky menyatakan, “Saya ingin menegaskan kembali komitmen Ukraina terhadap perdamaian,” menandakan sikap positifnya meskipun situasi yang tegang. Selama pertemuan tersebut, Trump dan Wakil Presiden JD Vance secara terbuka mengecam Zelensky dengan mengatakan bahwa Ukraina berada dalam masalah besar dan menuduhnya “bermain-main dengan Perang Dunia Ketiga.”

Meskipun suasana pertemuan tidak mendukung, Zelensky tetap menunjukkan kesiapannya untuk berunding demi mencapai perdamaian yang abadi. Dia mengatakan, “Ukraina siap untuk duduk di meja perundingan secepat mungkin demi mendekatkan perdamaian yang abadi.” Pernyataan ini diharapkan dapat meredakan friksi antara Kyiv dan Washington, meskipun ketegangan mendominasi pertemuan di Oval Office tersebut.

Zelensky juga menyinggung tentang kesepakatan mineral yang sempat direncanakan untuk ditandatangani pada hari yang sama namun tidak terlaksana. Dia menegaskan kembali bahwa Ukraina siap menandatangani kesepakatan tersebut dan melihatnya sebagai langkah menuju jaminan keamanan yang lebih kuat. “Terkait perjanjian tentang mineral dan keamanan, Ukraina siap menandatanganinya kapan saja dan dalam format apa pun yang sesuai,” ujarnya.

Salah satu poin penting yang diangkat Zelensky adalah gagasannya mengenai gencatan senjata. Dia menjelaskan bahwa Ukraina siap untuk menerapkan langkah awal dalam proses gencatan senjata yang dapat mencakup pembebasan tahanan dan larangan penggunaan senjata berat dalam konflik seperti misil dan drone. “Kami ingin bergerak cepat untuk mengakhiri perang,” tegasnya, mengharapkan dukungan dari Amerika Serikat untuk mencapai perjanjian akhir yang kuat.

Kerangka gencatan senjata yang diajukan Zelensky sejalan dengan rencana yang diusulkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, di mana pembicaraan mengenai masa depan Ukraina sedang hangat dibicarakan oleh para pemimpin Eropa. Zeliensky mengapresiasi dukungan yang telah diberikan oleh Amerika Serikat untuk mempertahankan kemerdekaan Ukraina, mengingat kembali momen saat Trump menyediakan Javelin untuk Ukraina.

Namun, kejelasan mengenai reaksi Trump terhadap usulan Zelensky masih belum terlihat. Trump sendiri baru-baru ini memerintahkan penghentian sementara pengiriman bantuan militer AS ke Ukraina, kondisi yang dapat berpengaruh besar terhadap kemampuan tempur negara tersebut. Keputusan ini muncul setelah serangkaian pertemuan Trump dengan pejabat keamanan nasional dan menciptakan kekhawatiran akan situasi Ukraina di masa depan.

Pernyataan dari Zelensky memberikan harapan bahwa meskipun terdapat ketegangan, Ukraina berusaha untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi tentang masa depan konflik. Dalam suasana internasional yang memanas ini, langkah Ukraina untuk memfasilitasi perdamaian dapat diharapkan menjadi langkah strategis dalam mengatasi dampak dari keputusan yang diambil oleh pemerintahan Trump terhadap negara mereka. Momen ini menegaskan bahwa dialog dan komunikasi yang konstruktif antara Ukraina dan Amerika Serikat sangat penting untuk mencapai stabilitas dan keamanan kawasan.

Berita Terkait

Back to top button